Catat! Ini Kata Ahli Soal Proses Pencernaan Mi Instan dalam Perut

Kamis, 07 Oktober 2021

Foto : Istimewa

JAKARTA, Riautribune.com - Sejumlah mitos beredar mengenai proses pencernaan mi instan di dalam perut. Mi instan kerap dituding menjadi makanan yang tidak sehat.

Bagaimana proses pencernaan mi instan dalam perut?

Ahli gastroenterologi di Massachusetts General Hospital, Braden Kuo melakukan penelitian mengenai proses pencernaan mi instan dalam perut. Kuo memasukkan kamera pada subjek penelitian yang diminta untuk mengonsumsi mi instan. Dia membandingkan dengan pencernaan orang yang mengonsumsi mi ramen buatan tangan.

Hasilnya, ramen buatan tangan bisa dicerna dalam kurun waktu dua jam di dalam perut, sedangkan mi instan tidak luruh sama sekali. Mi instan tetap utuh dan tidak bisa dicerna perut beberapa jam setelah dimakan.

Penelitian itu juga menemukan perut tampak kesulitan dan bergerak lebih kuat untuk bisa mencerna mi instan. Kandungan pengawet dalam mi instan disinyalir menjadi penyebab mi instan sulit dicerna.

"Pada dua dan empat jam, ukuran mi instan jauh lebih besar daripada mi ramen buatan sendiri, menunjukkan bahwa mi instan sulit dipecah menjadi partikel yang tak terbatas selama proses pencernaan," kata Kuo, dikutip dari Good Times.

Dokter spesialis gizi Inge Permadhi menjelaskan setiap orang sebaiknya membatasi konsumsi mi instan karena mengandung pengawet dan bahan kimia lain.

"Memang tidak ada aturan khusus soal konsumsi mie instan. Tapi kita harus tahu kapan waktu berhenti, karena namanya makanan instan tentu tidak sehat dan mengandung zat yang tidak baik untuk tubuh," kata Inge, Kamis (7/10).

Food and Drug Administration (FDA) mengatakan pengawet utama yang terkandung dalam mi instan yakni tersier-butil hidrokuinon (TBHQ) bisa menyebabkan penyakit dan melemahkan organ jika dimakan secara rutin dan dalam jangka waktu lama. Mi instan juga bisa meningkatkan risiko tumor dan kanker.

Tak hanya TBHQ, propylene glycol yang biasa ditemukan dalam produk tembakau juga ditemukan dalam mi instan. Zat ini di biasanya digunakan untuk mempertahankan tekstur mi instan saat dimasak di air panas.

Tak hanya itu, di dalam mie instan juga terdapat berbagai zat lain yang bisa merusak tubuh. Tentunya zat-zat ini membuat proses pencernaan mie instan di dalam perut lebih sulit setelah dikonsumsi.*