Hubungan Kapolsek Tebingtinggi Barat dan Wartawan Kembali Memanas

Selasa, 19 Januari 2016

SELATPANJANG-riautribune: Sikap arogan kembali ditunjukkan Kapolsek Tebingtinggi Barat, Ipda Asril, buntut dari aksi boikot pemberitaan oleh PWI dan sejumlah wartawan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Kali ini giliran Ketua PWI Kepulauan Meranti, Ahmad Yuliar yang disasar Ipda Asril sebagaimana pembicaraan keduanya melalui telepon seluler.

Ceritanya, Ahmad Yuliar yang juga wartawan Riau Pos itu mengaku beberapa kali dihubungi nomor tidak dikenal Sabtu (16/1), namun tidak dijawab karena sedang beristirahat. Baru kemudian siangnya dia menghubungi kembali dan ternyata di ujung telpon adalah Ipda Asril, Kapolsek Tebingttinggi Barat. "Lantas dia bertanya terkait berita pemboikotan dirinya. Sekaligus yang mengatakan dirinya arogan," beber lelaki yang akrab disapa Amek itu.

Amek coba menjelaskan bahwa penyebab aksi tersebut atas sikapnya terhadap profesi wartawan Metro Riau, Ali Imron. Keputusan itu pun diambil atas hasil rapat bersama pengurus, anggota dan sejumlah wartawan lain dan mengatasnamakan institusi bukan atas alasan pribadi.

"Saya juga aneh kenapa nada bicaranya keras dengan saya. Bahkan sempat ngajak saya bertemu empat mata dan menyelesaikan masalah secara adat," sebutnya.

Amek juga sempat merekam seluruh pembicaraan yang berdurasi kurang lebih 42 menit 51 detik itu. Terdengar Ipda Asril beberapa kali membantah tudingan yang menyudutkan wartawan Metro Riau, Ali Imron. Meskipun dia mengaku mengatakan rasa ingin muntah membaca berita, tapi bukan pada berita Ali. Kemudian dia juga tidak terima Polsek yang dipimpinnya adalah Polsek Persiapan, padahal statemen tersebut disampaikan oleh Kapolres dan Wakapolres dalam berbagai kesempatan.

"Maunya apa Amek ni sekarang ni. Saya tawari sekarang ni, apa maunya saya turuti. Berdua aja kita ketemunya, Apa maunya kamu sekarang ni? Mau main apa kita sekarang ni, saya pun kalau gini ga senang saya ni. Saya di Selatpanjang sekarang ni," ucap Asril dengan nada ancaman.

Setelah sekian lama berdebat, pembicaraan antara Ketua PWI Meranti bersama Kapolsek Tebingtinggi Barat tersebut tiba-tiba terputus. Sekretaris PWI Kepulauan Meranti, Syafrizal, menambahkan rekaman yang sudah diperdengarkan ke sejumlah wartawan itu juga akan diteruskan ke Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Zahwani Pandra Arsyad.

"Kita (insan pers) minta Pak Pandra bisa mengambil sikap secepatnya. Ini demi hubungan baik kita yang sudah terjalin selama ini," tambahnya.

Wakil Ketua PWI Kepulauan Meranti, Taufik Hidayat, mengutuk keras sikap yang kembali ditunjukkan Kapolsek Tebingtinggi Barat itu. Menurutnya tidak sepantasnya seorang pimpinan menyelesaikan masalah dengan cara seperti itu. "Apalagi jika maksud ngajak main itu adalah berduel atau berkelahi. Lebih baik tidak usah diladeni, bukan karena takut, tapi karena kita (wartawan) adalah kaum intelektual," ucapnya.

Pemimpin Redaksi Meranti Ekspres itu juga mengatakan pihaknya akan mencoba mengadvokasi permasalahan tersebut ke Pengurus PWI Provinsi Riau. Karena menurutnya sebagian awak media di Kepulauan Meranti ada yang merasa terintimidasi atas sikap Ipda Asril sehingga mengurangi kenyamanan dalam bertugas di lapangan. "Hal ini tidak bisa didiamkan. Kami akan minta petunjuk pengurus provinsi. Kalau perlu minta mereka teruskan ke Polda Riau," ungkap lelaki yang akrab disapa Atan Lasak itu. (rilis PWI Meranti/azw)