Pelaksanaan Hari Pertama ANBK, SMPN 43 Pekanbaru Terpaksa Menumpang

Senin, 13 September 2021

Suasana pelaksanaan ANBK

PEKANBARU, Riautribune.com - Berdasarkan Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau DITSMP Kemendikbud, Asesment Nasional akan dilaksanakan berbasis komputer agar distribusi instrumen, pengelolaan data, dan pengolahan hasil dengan efektif dan efisien.

Hal ini dilaksanakan serentak di sekolah-sekolah di tingkat Dasar hingga Menengah Atas. Untuk tingkat Sekolah Dasar, dilaksanakan kepada siswa-siswi di kelas 5, sedangkan di tingkat Menengah Pertama, dilaksanakan pada siswa-siswi kelas 8, dan tingkat Menengah Atas dilaksanakan pada kelas 11.

Seperti yang terpantau di SMA Negeri 7 yang beralamat di jalan Kapur No. 7 Pekanbaru, dimana dilangsungkannya Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di tingkat SMP dan SMA. Dalam hal ini SMP Negeri 43 Pekanbaru yang beralamat di jalan Pemuda, terpaksa meminjam peralatan dan ruangan laboratorium komputer milik SMA Negeri 7 dikarenakan SMP Negeri 43 belum memiliki perlengkapan yang cukup dan memadai.

Seperti yang dituturkan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 43, Zuraida, kepada riautribune pada Senin 13 September 2021.

"Kami memakai fasilitas SMA Negeri 7 dikarenakan fasilitas seperti komputer dan internet masih terbatas di sekolah (SMP N 43), semoga kedepannya sekolah kita bisa mengadakan langsung tanpa memakai fasilitas sekolah lain," terang Zuraida.

Jumlah peserta yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan pusat adalah 45 peserta ditambah 5 peserta cadangan.

"Dalam satu putaran ada 15 siswa, jadi kita pakai 3 putaran ditambah 5 siswa sebagai pengganti apabila ada peserta utama yang berhalangan. Hal ini karena kita juga harus menerapkan prokes walaupun Pekanbaru sudah masuk di level 3," tutur Zuraida.

"Untuk pemilihan peserta pun pihak sekolah tidak bisa menentukan siapa-siapa siswa yang akan diturunkan, hal ini ditentukan oleh pusat," tambahnya.

Ketika riautribune mencoba mencari tahu tentang tujuan diadakannya ANBK, Zuraida menerangkan bahwa ini dilakukan guna melihat perkembangan pendidikan dimana siswa saat ini diharuskan memahami pelajaran dan bukan menghafal.

"Ini kan supaya kelihatan wajah sekolah dalam hal kualitas pendidikan, untuk kedepannya agar sekolah juga bisa menekankan bahwa bukan lagi guru sebagai center, tetapi berupa diskusi antar guru dan siswa," ucap Zuraida.***