Aktivitas Ekonomi Terganggu, Warga Minta Kontraktor Proyek IPAL Segera Tuntaskan Kerja

Kamis, 09 September 2021

Proyek IPAl bikin jalan rusak dan macet

PEKANBARU, Riautribune.com - Hingga hari ini, pengerjaan proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Pekanbaru belum juga selesai. Meski telah menuai kritik tajam akibat bekas galian IPAL yang dianggap merusak jalan dan sangat meresahkan masyarakat.

Banyaknya bekas-bekas pekerjaan yang tidak diperbaiki kembali membuat kemacetan yang cukup parah, karena para pengguna kendaraan memilih untuk berhati-hati saat melewati jalan.

Selain itu, tidak adanya bantuan dari pihak kontraktor yang ikut membantu buka tutup jalan yang sedang dibongkar, juga menjadi salah satu faktor kemacetan.

Dari data yang dihimpun oleh Riautribune, diketahui proyek IPAL tersebut dikerjakan oleh empat kontraktor ternama di Indonesia. Empat kontraktor ini adalah PT Hutama Karya, PT WiKa, PT Pembangunan Perumahan (PP), dan PT Adhi Karya.

Terkait hal tersebut, seorang pengguna jalan bernama Ikram meminta agar masalah tersebut diselesaikan secepatnya.

"Sebaiknya dipanggil semua kontraktornya, didudukan betul perkara ini. Supaya masalah ini selesai. Jangan dibiarkan seperti ini," harapnya.

Imbas IPAL ini juga terlihat pada perekonomian masyarakat yang ikut hancur. Seperti yang terpantau di daerah kecamatan Sukajadi, sepanjang jalan KH. Ahmad Dahlan, dimana diketahui sebelumnya daerah Sukajadi termasuk salah satu kawasan kuliner di Pekanbaru, namun sejak proyek IPAL digarap, banyak usaha kuliner di daerah tersebut yang gulung tikar.

Hal ini diakui oleh Emi, seorang penjual Ayam Penyet. "Ini sudah masuk tahun kedua. Dulu Sukajadi orang nyari makanan kuliner itu mudah, sekarang pada ga jualan karna tutup. Jalanan berdebu dan berlubang-lubang sehingga tidak bisa jualan," pungkasnya.

Hal yang sama pun diungkap oleh Awi (52), pemilik usaha warung harian yang berada di jalan Tanjung Datuk, kecamatan Limapuluh.

Akibat dari proyek IPAL yang menutup lebih dari setengah badan jalan, menyebabkan pengemudi dan pengendara yang melintas harus masuk ke halaman ruko tempat usahanya sehingga menyebabkan rusaknya halaman tersebut.

"Saya bukan tidak mendukung pembangunan daerah yang dilakukan pemerintah. Yang saya minta itu perhatian dari yang kerja, tolonglah dibantu untuk menyediakan area untuk jalan. Kalau begini terus bisa-bisa saya yang rugi. Pembeli susah untuk mampir, malah halaman yang hancur," ujar pria kelahiran Selatpanjang ini.***