Berbagi di Masa Pandemi, Yayasan Buddha Tzu Chi Memberi dengan Hormat dan Welas Asih

Sabtu, 21 Agustus 2021

Penyerahan bantuan beberapa waktu lalu

Pekanbaru, Riautribune.com - Yayasan Buddha Tzu Chi yang didirikan sejak tahun 1966 merupakan yayasan yang telah banyak menyalurkan bantuan kepada masyarakat Riau, khususnya warga kota Pekanbaru.

Demikian disampaikan Mawie Wijaya, selaku wakil ketua Yayasan Buddha Tzu Chi menjelaskan kepada RiauTribune.com, Sabtu (21/8/2021) saat ditemui di kantornya yang beralamat di jalan Rajawali, Sukajadi.

"Kita selalu ditekankan untuk memberi dengan hormat, salah satu caranya yaitu menyerahkan (bantuan) sambil menunduk. Kita harus melakukannya tanpa pamrih," terang Mawie yang akrab dipanggil Atek ini. 

Atek juga bercerita tentang masa lalunya yang kelam sebelum terjun langsung di Yayasan Buddha Tzu Chi.

"Dulu, saya orang yang paling cuek, ya namanya orang pasaran, hidup di dunia kelam itu pasti cenderung bersikap masa bodoh," katanya.

Ketika dikonfirmasi mengenai besarnya bantuan yang sudah disalurkan kepada masyarakat, Atek memilih tidak mau menjawab secara detail 

"Apa yang sudah diberi, tidak perlu dihitung besar kecilnya. Yang penting niat kita tulus dan harus ditanamkan sifat welas asih," jelasnya. 

Terlihat di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi, masih ada beberapa oksigen concentrator dan tabung oksigen. Sebelumnya, pihak yayasan telah menyalurkan oksigen concentrator dan tabung oksigen kepada pihak Pemko Pekanbaru, untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Kemarin, kita bergandengan tangan dengan TNI dan Polri dalam menyalurkan barang-barang ini ke pihak Pemko Pekanbaru," tunjuk Atek.

Atek juga menjelaskan bahwa yayasan Buddha Tzu Chi sudah menyalurkan barang dan bantuan jasa di berbagai daerah. Bahkan yayasan ini juga sudah banyak membangun rumah dan sekolah, termasuk gedung yang saat ini dipakai oleh SMA N 1 Padang.

"Kita tidak hanya menyalurkan barang berupa beras, perlengkapan hazmat, vaksin atau yang lainnya, kita juga membangun gedung yang rusak akibat bencana alam seperti gempa, kebakaran dan banjir. Salah satunya kita sudah membangun gedung untuk sekolah di Padang yang sekarang itu jadi SMA N 1 Padang," terangnya.

Untuk pekerjaan yang membutuhkan dana yang tidak sedikit ini, Atek menjawab ketika riautribune.com mencoba mencari tahu. "Dana ini kita dapatkan lewat penggalangan yang dilakukan lewat teman-teman kita yang bersedia memberi. Karena kita diajarkan terlebih dahulu untuk menanam jika ingin menuai. Bagaimana kita bisa memakan mangga jika tidak ada yang menanam dan menjual? Tentu kita harus menanam sendiri kan?," bahas Atek sambil tersenyum.

Sebelumnya, Yayasan Buddha Tzu Chi bersama pihak Polresta Pekanbaru telah menyerahkan 250 ton beras yang dibagi menjadi 1.200 paket bantuan pada 18 Agustus lalu. 

Ketika ditanyakan mengenai keanggotaan dan seragam yang dipakai, Atek menjelaskan bahwa semua itu berasal dari dana pribadi anggota. "Semua ini dari uang pribadi masing-masing. Bahkan seragam ini kita beli dari uang pribadi, sampai makan di pinggir jalan misalnya, ya kita bayar masing-masing. Kita harus mandiri," jawab Atek.***