Spekulasi di Balik Upaya Pencopotan Fahri Hamzah

Kamis, 07 Januari 2016

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah.(internet)

JAKARTA-riautribune: Dikenal vokal ditambah afiliasi politiknya dengan kelompok Anis Matta membuat posisi Fahri Hamzah, paska Ketua DPR Setya Novanto mundur dari  jabatannya, blunder.

Bahkan santer diisukan, PKS menjadikan Fahri sebagai sasaran tembak untuk disingkirkan dari jabatannya tersebut.

Bagi Pengamat Politik UI, Budyatna, blunder Fahri sangat wajar. Sebab PKS memiliki kader yang vokal, termasuk Fahri Hamzah. Kevokalan PKS sudah teruji baik ketika berada dalam dan di luar pemerintahan.

"Dari dulu dia vokal. Ketika era SBY, Fahri pun dikenal vokal, namun karena dia dikenal sebagai orangnya Anis Matta, dia aman. Tapi sekarang penguasanya lain,sehingga kevokalan dia akan berdampak pada posisinya sebagai wakil ketua DPR," jelasnya.

Menurut Budyatna jika Fahri benar-benar diganti maka yang bisa jadi penyebab pergantian itu bisa jadi semata-mata karena kepentingan politik PKS.

"Jadi kalau Fahri diganti bisa jadi memang ada deal-deal politik untuk menggantinya. Selain tawaran jabatan dan uang karena tidak ada partai politik yang bisa membiayai dirinya, juga bisa jadi karena tekanan kasus," duganya.

Budiyatna melihat kevokalan Fahri karena dia tidak pernah terseret kasus korupsi. Bisa jadi, kasus hukum yang melibatkan elit PKS yang bisa dimanfaatkan lawan politik PKS untuk menjinakkan PKS.

"Saat ini menjinakkan PKS sama artinya dengan mengganti Fahri," katanya.

Sebagai partai yang berada di luar pemeritahan, sulit bagi PKS mendapatkan pendanaan partai karena tidak ada kadernya yang duduk dalam kabinet, dimana publik selama ini tahu bahwa kader-kader partai yang duduk di pemerintahan adalah mesin pencari uang.

"Bisa jadi juga PKS tidak masuk pemeritahan, tapi dijanjikan pendanaan oleh orang-orang di pemerintahan.Lagipula Menteri ESDM Sudirman Said yang kerap dilawan oleh Fahri dikenal juga sebagai kader PKS," tandasnya.(rmol/rt)