Taliban Kuasai Kabul: Warga Panik Tinggalkan Afghanistan, Bandara Penuh!

Senin, 16 Agustus 2021

JAKARTA - Taliban dikabarkan telah memasuki Kabul pada Minggu (15/8/2021) dan mendesak pemerintah pusat untuk menyerah tanpa syarat. Sementara itu, warga Afghanistan dan warga asing berlomba-lomba tinggalkan negara tersebut.

Dikutip dari The News Minute, Senin (16/8/2021) warga sipil takut Taliban akan menerapkan kembali jenis aturan brutal yang menghilangkan hak-hak perempuan. Akhirnya yang terjadi, para warga bergegas meninggalkan negara itu, mengantre di mesin ATM untuk menarik tabungan hidup mereka hingga kepadatan terjadi di Bandara Kabul pada hari ini.

Dari sebuah video yang beredar memperlihatkan bahwa warga memadati landasan bandara Kabul. Seorang sumber yang berada di lokasi mengatakan sempat terjadi keributan karena ada yang tidak mendapatkan kursi hingga keberangkatan dihentikan.

Helikopter pun dilaporkan berdengung di atas negara tersebut, tampaknya beberapa mengevakuasi personel di Kedutaan Besar AS. Beberapa misi Barat lainnya juga bersiap untuk mengeluarkan staf.

Dalam kekalahan telak, Taliban merebut hampir seluruh Afghanistan hanya dalam waktu satu minggu, meskipun ratusan miliar dolar dihabiskan oleh AS dan NATO selama hampir dua dekade untuk membangun pasukan keamanan Afghanistan.

Hanya saja beberapa hari sebelumnya, penilaian militer Amerika memperkirakan dalam waktu sebulan sebelum ibukota akan berada di bawah tekanan pemberontak. Sebaliknya, Taliban dengan cepat mengalahkan, mengkooptasi atau mengirim pasukan keamanan Afghanistan melarikan diri dari petak luas negara itu, meskipun mereka mendapat dukungan udara dari militer AS.

Pada Minggu (15/8), tembakan sporadis bergema meskipun jalanan sebagian besar sepi. Para pekerja melarikan diri dari kantor-kantor pemerintah, dan asap membumbung di atas kota saat staf kedutaan membakar dokumen-dokumen penting.

Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen mengatakan kepada saluran berita satelit Inggris Al-Jazeera Qatar bahwa gerilyawan sedang menunggu pemindahan damai kota Kabul. Dia menolak untuk menawarkan secara spesifik tentang kemungkinan negosiasi antara pasukannya dan pemerintah. Tetapi ketika ditekan pada kesepakatan seperti apa yang diinginkan Taliban, Shaheen mengakui bahwa mereka mencari penyerahan tanpa syarat oleh pemerintah pusat.

Pejabat Menteri Pertahanan, Bismillah Khan berusaha meyakinkan publik bahwa Kabul akan tetap aman. Para pemberontak juga berusaha menenangkan penduduk ibu kota, bersikeras bahwa para pejuang mereka tidak akan memasuki rumah-rumah penduduk atau mengganggu bisnis. Mereka juga mengatakan akan menawarkan amnesti kepada mereka yang bekerja dengan pemerintah Afghanistan atau pasukan asing.

"Tidak ada nyawa, harta benda, dan martabat yang akan dirugikan dan nyawa warga Kabul tidak akan terancam," klaim para pemberontak dalam sebuah pernyataan. Namun mereka juga memperingatkan agar tidak ada yang memasuki area sekitar ibu kota.(dtk)