Baliho Puan Dirusak, PDIP Diminta Belajar Dari Parpol Lain

Selasa, 27 Juli 2021

Aksi vandalisme baliho Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di Surabaya

JAKARTA, Riautribune.com  - Aksi vandalisme baliho Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di Surabaya dan Blitar, Jawa Timur mengindikasikan ada penolakan terhadap sosok Ketua DPR RI itu yang resmi diajukan calon presiden di 2024 mendatang.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, perusakan baliho juga dinilai sebagai kegagalan PDIP dalam mempromosikan jagoannya untuk Pilpres 2024. Ini menunjukkan karakter Puan masih lemah sebagai tokoh untuk Pilpres 2024.

"PDIP perlu belajar dari partai politik lain yang lebih sistematis dalam (meraup) dukungan untuk tokoh," kata Dedi seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (26/7).

Ia lantas menjabarkan beberapa partai politik yang dianggap lebih baik dalam strategi pemasaran calon pemimpin dari kader internal.

Salah satunya Partai Golongan Karya (Golkar), partai berlambang pohon beringin ini cukup sistematis dalam mengusung calon pemimpin hingga mendapat dukungan secara nasional. "PDIP bisa melihat Golkar yang solid lebih dulu pada Airlangga Hartarto, baru kemudian ada instruksi publisitas, dan itu nasional, bukan inisiatif daerah," lanjutnya.

"Begitu halnya dengan PKB yang konsisten menjual nama Muhaimin Iskandar. Strategi semacam ini lebih tepat," tandasnya.

Seperti diketahui, Puan yang menjabat sebagai Ketua DPP PDIP itu digadang-gadang akan diusung partai berlambang Banteng sebagai capres 2024. Namun adanya tindakan vandalisme baliho Puan menjadi sinyal penolakan dari kader daerah.***