Diduga Bakar Lahan di Hutan Suligi, Tiga Warga Jadi Tersangka

Jumat, 23 Juli 2021

ilustrasi karhutla

ROHUL, Riautribune.com - Polisi menetapkan 3 orang tersangka dalam kasus kebakaran hutan dan lahan di hutan lindung Bukit Suligi, Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau. Ketiga tersangka, yakni, KA (45), SR (45), dan ED (46) sempat diperiksa intensif sebagai saksi usai diamankan saat kebakaran terjadi.

Kapolres Rohul AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat, Jumat (23/7), mengatakan, ketiga pelaku ditetapkan sebagai tersangka karena menebang dan membakar hutan lindung. Dari keterangan mereka, polisi melakukan pengembangan terhadap pelaku perusak hutan lainnya.

"Kami masih melakukan pengembangan lagi. Penyidik reskrim akan kembali melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara)," ujar dia seperti dilansir merdeka.com.

Taufiq menyebutkan, dari hasil pemeriksaan awal, lokasi kebakaran itu memang statusnya masuk kawasan hutan lindung. Polisi juga menyita barang bukti yang diamankan masih berupa potongan kayu bekas terbakar.

Taufiq belum mau berspekulasi apakah pelaku merambah dan membakar hutan untuk ditanami sawit. Sebab, polisi masih harus mendapat sejumlah barang bukti lainnya.

Sebelumnya diberitakan, kebakaran terjadi di Kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi di Dusun Kumain, Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu Riau. Sejumlah petugas gabungan TNI-Polri dan BPBD masih berjibaku melakukan pemadaman.

BPBD Riau, mengerahkan 1 unit helikopter untuk melakukan water boombing (bom air) di lokasi kejadian. "Kebakaran di Bukit Suligi sudah kita lakukan 50 kali water bombing, dan sekarang water bombing masih terus jalan melakukan pemadaman agar api benar-benar padam," katanya.

Upaya pemadaman Karhutla di Hutan Lindung Bukit Suligi melalui water Bombinng dimulai sejak Kamis kemarin sekitar pukul 7.00 Wib. Helikopter mengambil air dari sebuah danau yang berjarak sekitar 1 km dari lokasi kejadian.

Sebelumnya, upaya pemadaman karhutla di Hutan Lindung Bukit Suligi terkendala sulitnya akses menuju lokasi serta tidak adanya sumber air. Petugas gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, BPBD serta masyarakat setempat hanya bisa melakukan pemadaman secara manual sejak Selasa malam.***