Kasus COVID-19 Terus Melonjak, Menteri Kesehatan di Negara Ini Dipecat Secara Tidak Hormat

Rabu, 21 Juli 2021

Foto : Aljazeera

Perdana Menteri Tunisia Hichem Mechichi memecat Menteri Kesehatan Faouzi Mehdi di tengah meningkatnya kasus virus corona di negara Afrika Utara itu.

Kementerian mengatakan awal bulan ini bahwa sistem kesehatan Tunisia telah "runtuh" ??di bawah beban pandemi, yang telah menyebabkan lebih dari 17.000 kematian dalam populasi sekitar 12 juta. Kantor Mechichi mengumumkan pemecatan Mehdi dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Selasa, tanpa memberikan alasan untuk pemindahan tersebut.

Dikatakan Menteri Sosial Mohamed Trabelsi akan mengepalai kementerian dalam kapasitas sementara.

Mehdi telah memprakarsai pembukaan sementara stasiun vaksinasi untuk semua warga Tunisia berusia di atas 18 tahun pada hari Selasa dan Rabu, yang menyebabkan desak-desakan. Kementerian membatasi akses ke vaksinasi bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun pada hari Rabu untuk menghindari demam baru.

Pemecatan Mehdi adalah contoh lain dari ketidakstabilan dalam pemerintahan yang telah melihat beberapa menteri mengundurkan diri karena ketegangan dengan parlemen dan kepresidenan.

Pada hari Minggu, Tunisia melaporkan 117 kematian akibat virus corona baru dan 2.520 kasus baru, sehingga total kasus yang tercatat menjadi lebih dari setengah juta. Juru bicara kementerian kesehatan Nissaf Ben Alya mengatakan pada 8 Juli situasi kesehatan adalah "bencana", mengatakan kepada stasiun radio lokal bahwa "sayangnya, sistem kesehatan telah runtuh."

Beberapa jenazah korban COVID-19 dibiarkan terbaring di kamar bersebelahan dengan pasien lain hingga 24 jam karena tidak ada cukup staf untuk mengatur pemindahan mereka ke kamar mayat yang terlalu luas.

Halaman Facebook kementerian kesehatan mengatakan rumah sakit lapangan khusus yang didirikan dalam beberapa bulan terakhir tidak lagi cukup. Menyusul pengumuman Ben Alya, pemerintah negara tetangga Libya yang dilanda perang mengatakan telah memutuskan untuk menutup perbatasan bersama mereka dan menangguhkan hubungan udara dengan Tunisia selama seminggu.

Beberapa negara, dari negara-negara Teluk hingga bekas kekuasaan kolonial Prancis dan Mauritania telah mengirimkan bantuan medis. Sejak 20 Juni, pihak berwenang telah memberlakukan penguncian total di enam wilayah dan penguncian sebagian di ibu kota.

Tunisia telah hidup melalui satu dekade ketidakstabilan politik dan krisis ekonomi sejak revolusi 2011 mereka yang menggulingkan diktator Zine El Abidine Ben Ali, meninggalkan layanan publik yang vital runtuh.