PT. Asrindo Citrasubur Makmur Teken Kerjasama dengan Koperasi Berkat Usaha

Senin, 28 Desember 2015

BANTAN-riautribune: Koperasi Berkat Usaha Bantan Air, Kecamatan Bantan, Bengkalis melakukan kesepakatan kerjasama untuk pengembangan ubi kayu menjadi tepung tapioka dengan PT. Asrindo Citrasubur Makmur. Kerjasama ini difasilitasi Korwil Yon Serna Trikora Riau, Kasdi Albasyiri, Sabtu, (26/12) di Desa Bantan Sari. Kerjasama ditandai dengan penandatangan naskah kesepakatan dari pimpinan perusahaan Ir. Theo Setiawan Hendra dan Ketua Koperasi Berkat Usaha Bantan Muis.

Dalam kesempatan itu, Theo mengungkapkan, pihaknya bukan ingin membuka lapangan pekerjaan melainkan sebagai mitra dengan petani untuk mengembangkan bisnis di bidang pertanian. "Kalau kami membuka lapangan perkerjaan, petani akan jadi kuli. Kami maunya petani jadi mitra bukan buruh. Karena dalam pengembangan ubi kayu ini ada peluang bisnis yang cukup baik untuk peningkatan perekonomian," ujar Theo.

Pola kerjasamanya, lanjut Theo, pihak perusahaan menyiapkan bibit ubi unggulan dan memberikan penyuluhan kepada petani. Hasil pertanian ubi kayu seluruhnya dibeli pihak perusahaan dengan harga yang pasti menguntungkan petani. "Kami tidak mau petani rugi, yang kami inginkan petani untung, jika petani rugi perusahaan juga ikut rugi," paparnya.

Perusahaan dan petani, tambah Theo, harus untung, karena tidak bisa hanya satu pihak saja yang untung. Keduanya saling mempunyai ketergantungan. "Kalau petani rugi kemudian mereka tidak mau tanam ubi lagi, pabrik yang kami bangun akan tutup. Kami maunya pabrik terus beroperasi dan petani terus menanam ubi," pintanya.

Saat ini, kata Theo, pihakya sudah membangun pabrik ubi untuk tepung tapioka di Lampung, Bengkulu dan Jambi. Sedangkan untuk di Riau akan dilakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik di Duri. "Kami sudah tanam bibit ubi tidak kurang 300 hektar, tapi itu belum cukup. Kami harus mencari lagi bahan baku ubi dari petani," ujarnya.

Untuk memenuhi kebetuhan produksi pabrik tapioka, jelas Theo, setiap hari harus tersedia 500 ton ubi kayu. Kalkulasinya, perusahaan baru berani bangun pabrik, jika minimal sudah tertanam ubi kayu di lahan 1,000 hektar. Kurang dari itu pabrik tidak bisa produksi," paparnya.

Untuk mendorong petani mau menanam ubi, tambah Theo, pihak perusahaan siap menjalin kerjasama dengan siapa saja asal saling menguntungkan. "Kami diundang Koperasi kemari karena difasilitasi Yon Serna Trikora Riau. Jika tidak ada yang memfasilitasi, kami tidak bisa bertemu dengan para petani di sini," ujar Theo.

Dalam kesempatan itu, para petani dengan antusias menyambut peluang bisnis pengembangan ubi kayu tersebut. Namun yang menjadi persoalan bagi petani adalah masalah modal. Menanggapi hal itu, Theo, menyarankan petani mengajukan bantuan kepada pemerintah maupun lembaga keuangan. "Uang rakyat di lembaga pemerintahan itu banyak, namun belum terserap dengan baik," katanya.

Dalam pada itu, Ketua Koperasi Berkat Usaha, Muis, mengungkapkan, peluang usaha pengembangan ubi kayu ini cukup baik dan jika terlaksana mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. "Kami dari koperasi siap merangkul para petani, khususnya di Kecamatan Bantan dan Bengkalis untuk mengembangkan pertanian ubi kayu," ujarnya.

Sedangkan Ketua Korwil Yon Serna Trikora Riau, Kasdi Albasyiri, mengungkapkan, pihaknya mempunyai tanggung jawab untuk membantu pemerintah memberikan pertahanan ekonomi masyarakat. "Kami akan berupaya membantu masyarakat melalui berbagai program pertahanan, keamanan, bidang ekomoni, budaya dan termasuk bidang politik. Yon Serna Trikora ini didirikan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia yang berafiliasi dengan TNI di bawah pembinaan Presiden RI,’’ ujarnya. (ehm)