Lisensi Perusahaan Sawit Korsel Dicabut Lembaga Sertifikasi

Kamis, 15 Juli 2021

Ilustrasi/net

JAKARTA, Riautribune.com - Lembaga sertifikasi hutan, Forest Stewardship Council (FSC) mengumumkan pencabutan lisensi merek dagang perusahaan sawit Korea Selatan Korindo. Pencabutan lisensi itu setelah laporan investigasi menunjukkan perusahaan itu diduga "secara sengaja" menggunakan api untuk membuka lahan di Papua.

"FSC menghentikan lisensi merek dagang Korindo dengan FSC dan penghentian ini akan mulai berlaku mulai 16 Oktober 2021," demikian pengumuman FSC Kamis (15/07) seperti dilansir BBC.

Investigasi yang dilakukan oleh Forensic Architecture dan Greenpeace yang diterbitkan pada November lalu bersama dengan BBC, menemukan bukti bahwa Korindo telah melakukan pembakaran lahan untuk membuka perkebunan kelapa sawitnya selama periode 2011-2016.

Investigasi tersebut menemukan bukti kebakaran di salah satu konsesi Korindo selama beberapa tahun dengan pola 'pembakaran yang disengaja' secara konsisten.

Dalam keterangan tertulis yang dipublikasikan oleh FSC pada hari ini, Kamis (15/07), tertulis: "Menyusul keputusan Dewan direksi, Korindo telah 'berupaya meningkatkan kemajuan dari sisi sosial dan lingkungan seperti yang ditetapkan dalam persyaratan FSC pada 2019.'

"Dewan meminta untuk mendapatkan laporan kemajuan untuk memastikan adanya proses yang kredibel, terikat waktu, dan diverifikasi secara independen, dan untuk memastikan terjadinya kemajuan terkait komitmen."

"Namun FSC dan Korindo tidak dapat menyepakati terjadinya proses verifikasi yang independen sehingga menyebabkan penundaan langkah FSC untuk memverifikasi dan melaporkan kemajuan Korindo terkait persyaratan yang ada."

"Kondisi ini tak bisa dipertahankan lagi bagi FSC untuk memverifikasi kemajuan terkait kinerja Korindo dalam bidang sosial dan lingkungan berdasarkan perrsyaratan awal.

Itulah sebabnya Dewan memutuskan untuk "memisahkan diri" [dari Korindo]," kata Kim Carstensen, Direktur Jendral FSC.

Selama ini, cap FSC, yang bergambar pohon, ditempel pada produk-produk kertas dan barang berbahan kayu, sebagai pengesahan bahwa produk tersebut bisa dipasarkan di Inggris dan Eropa, dan mempromosikan bahwa produk tersebut berasal dari proses produksi berkelanjutan.

Kwangyul Peck, Chief Sustainability Officer di Korindo Group, melalui keterangan tertulis kepada BBC Indonesia, mengatakan Korindo "telah menjalankan setiap langkah pada roadmap yang telah disepakati bersama dalam beberapa tahun terakhir" dan menegaskan bahwa "tidak ada masalah yang serius" dalam proses reasosiasi dengan FSC.***