Tuding Konferkab PWI Penuh Rekayasa

Rabu, 23 Desember 2015

BENGKALIS-riautribune: Konferensi ke III PWI Kabupaten Bengkalis diwarnai aksi walk out karena dianggap penuh dengan rekayasa. Dari ke 7 pemilik suara sah,  3 orang anggota PWI asal Mandau yakni Susiyanti, Bakhtiar dan Mazwin memilih keluar dari ruangan setelah votting penjaringan dilakukan sebab mereka menilai konferensi berjalan tidak fair.

Peserta asal Kota Duri, Kecamatan Mandau yang dari awal menjagokan Susiyanti akhirnya memilih walk out (WO) dari ruang sidang di Hotel Panorama, Bengkalis. Konferensi sempat berlangsung memanas dan nyaris diwarnai kericuhan setelah anggota PWI asal Mandau menuding konferkab berjalan dengan curang dan direkayasa.

Walk-outnya peserta asal Duri yang mempunyai jago yang bakal menganjal incumbent Usman Malik menilai Konferkab sudah tak fair lagi. Berbagai ketimpangan terlihat sepanjang pelaksanaan Konferkab berlangsung. Puncaknya ketika salah seorang peserta yang baru dipaksakan pindah dari pengurus PWI Riau ke Bengkalis untuk kepentingan Konferkab tersebut.

Malahan ia mengaku memiliki mandat dari salah seorang peserta. Namun ketika diminta tunjukkan surat pindah dan mandat yang diakui peserta Bakhtaruddin itu ternyata surat yang diminta tertinggal di rumah. Anehnya pimpinan sidang, Sekretaris PWI Cabang Provinsi Riau, Eka PN mengizinkan Bakhtaruddin pulang menjemput surat pindah dan mandatnya dengan meninggalkan arena. Peserta yang sudah memilih dua nama untuk calon ketua-pun terpaksa harus menunggu Bakhtarudin yang meninggalkan arena Konferkab untuk menjemput surat pindah dan mandat.

Disela menunggu Bakhtaruddin yang pulang ke rumah, Usman Malik yang maju lagi mendatangi pimpinan sidang sembari menunjukkan email PWI Riau tentang mutasi Bakhtaruddin. Peserta pun ribut karena tak terima surat via email dan minta bukti otentik.

Tak lama kemudian Bakhtaruddin kembali membawa surat pindah dan mandat yang diserahkan ke pimpinan sidang. Anehnya, ternyata surat mandat yang diakui Bakhtaruddin itu ternyata malah diberikan ke Usman Malik.

Suasana menjadi ricuh. Peserta dari Duri tidak terima kongkalikong antara Bakhtaruddin yang juga menjadi ketua panitia Konferkab dengan Usman Malik calon incumbent. Interupsi beberapa kali diajukan Susiyanti lantaran dari awal pengesahan peserta Konferkab dimana Bakhtaruddin yang mengaku mewakili mandat Mulyanto. Tapi ternyata Ketua PWI Riau, H. Deni Kurnia yang menengahi interupsi itu malah memberi kesempatan Usman Malik untuk mengambil mandat itu.

Peserta asal Duri-pun hilang kesabaran, mereka merasa dipermainkan. Lemparan botol aqua dan tendangan kursi dilakukan, yang membuat Ketua PWI Riau Deni Kurnia kembali turun tangan, dengan meminta agar peserta asal Duri bisa menghargainya. Susiyanti berusaha menenangkan pendukungnya dan minta kembali duduk di kursi masing-masing.

Saat pimpinan sidang meminta kesediaan Susiyanti maju atau tidak untuk pencalonan, Susiyanti mengatakan menghargai jalannya Konfercab tapi karena Konferkab dinilai tak fair lagi rombongan wartawan dari Duri memilih walk out. "Konferkab ini sudah tidak fair lagi. Tidak ada gunanya kami ikut. Kami tak ikut lagi di PWI Bengkalis," ujarnya sembari meninggalkan ruang sidang diikuti seluruh peserta asal Duri.

Peserta asal Duri, Bambang mengaku tak ada gunanya lagi mengikuti Konferkab yang dinilainya sangat tidak demokratis tersebut. "Ini sudah jelas-jelas direkayasa. Organisasi profesi sekelas PWI, tampak jelas berpihak kesalah satu calon. Malu kita melihat organisasi wartawan tertua ini," ujar Bambang.


Terpisah, Hendra anggota muda PWI asal Duri menyatakan  kericuhan yang terjadi di Konferkab PWI Bengkalis Ke-III tersebut dikarenakan keberpihakan jajaran pengurus cabang PWI Riau terkait jalannya Konferkab. "Ujung dari aksi WO ini, kami siap mundur dan menyatakan mengundurkan diri dari organisasi PWI. Teman-teman lainnya juga sudah solid akan sikap pahit ini," tegasnya. (afa)