Sambut HUT, DWP Anjangsana ke Panti Asuhan

Kamis, 03 Desember 2015

PEKANBARU-riautribune: Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Pekanbaru, menggelar anjangsana ke panti asuhan anak yatim fakir miskin Al Istiqlal di Jalan Harapan Murni, Kelurahan Tangkerang Timur Pekanbaru. Anjangsana ini dilakukan DWP bersempena dengan HUT ke-16 Dharma Wanita Persatuan tahun 2015, Kamis(03/12).

Anjangsana ke Panti Asuhan, rombongan DWP Kota Pekanbaru yang dipimpin ketua seksi acara DWP Kota Pekanbaru Hj. Silvia Jhoni disambut pimpinan yayasan panti asuhan anak yatim fakir miskin Dodi Ali M. Nur sekaligus menyerahkan bantuan berupa sembako, perlengkapan mandi dan makanan ringan. Menurut ketua seksi acara DWP Kota Pekanbaru Hj. Silvia Jhoni kunjungan ke Panti asuhan anak yatim fakir miskin Al Istiqlal ini merupakan wujud kepedulian Dharma Wanita Persatuan Kota Pekanbaru guna membantu meringankan beban mereka.

Setidaknya dapat berbagi kepada sesama dengan hati yang tulus dan ikhlas. "Semoga bantuan yang diberikan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para penghuni Panti asuhan anak yatim fakir miskin Al-Istiqlal yang berjumlah 70 orang yang terdiri dari 27 laki-laki dan 43 perempuan," ujar Silvia Jhoni.

Pimpinan Yayasan Panti Asuhan anak yatim fakir miskin Dobi Ali M. Nur, bersyukur dengan adanya bantuan dari ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Kota Pekanbaru. Bantuan tersebut benar-benar dapat membantu dan meringankan beban mereka. Sebab, setiap harinya panti asuhan membutuhkan minimal 20 Kg beras. "Memang diakui selama ini bantuan yang datang dari berbagai pihak cukup lumayan. Tetapi masih kurang karena jumlah anak panti tergolong banyak dan pihaknya terus berusaha untuk mencari bantuan dari pihak lain demi menghidupi mereka," ungkap Dodi.

Disinggung tentang dunia pendidikan bagi anak panti, Dodi menyayangkan SMPN dan SMAN terdekat hingga kini masih ada yang enggan menerima anak panti untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang lebih tinggi seperti SMP dan SMA. Alasan mereka, kata Dodi, tempat belajar di sekolah tersebut sudah penuh, tidak memiliki KK dan Akte Kelahiran. Sehingga mereka terpaksa bersekolah ke tempat yang jauh bahkan harus dua kali naik angkot dengan minimnya anggaran yang dimiliki pihak panti.

Dodi mengharapkan agar ke depannya sekolah negeri baik SMPN maupun SMAN yang terdekat dengan Panti Asuhan dapat menerima mereka untuk melanjutkan studi Anak Panti agar mereka juga bisa merasakan hak yang sama dengan siswa lainnya. Anak-anak yang memiliki orang tua supaya masa depan mereka dapat dibekali dengan ilmu pengetahuan yang baik sesuai disiplin ilmu yang dimiliki. Jika alasan sebuah sekolah meminta persyaratan harus memiliki surat KK dan Akte Kelahiran menurut Dodi tidak masuk akal karena kebanyakan anak panti tidak memilikinya dan kemana mau dicari. (adv/hms-pku/ehm)