Makelar Proyek Mulai Berkeliaran

Rabu, 02 Desember 2015

RENGAT-riautribune: Kebutuhan akan pekerjaan bagi rekanan atau kontraktor terkadang dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk mengambil keuntungan. Kebiasaan tidak terpuji ini juga terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dengan banyaknya bermunculan oknum-oknum makelar proyek yang merugikan  rekanan kontraktor. Sebab, ternyata proyek yang dijanjikan tidak pernah ada.

Modusnya, ada yang mengaku sebagai orang dekat penguasa atau pejabat tertentu. Bahkan ada juga yang mengaku sebagai timses (tim sukses) salah seorang calon, mengaku sebagai penjembatan proyek aspirasi oknun anggota dewan bahkan anggota salah satu lembaga swasta lainnya.

Bermodalkan hal tersebut, makelar ini mendatangi rekanan kontraktor dengan menyodorkan proyek di salah satu dinas ataupun instansi tertentu. Namun setelah menerima uang fee proyek yang dijanjikan sesuai dengan angka kesepakatan, oknum makelar tersebut menghilang dari peredaran dan menonaktifkan telepon selulernya.

Seperti yang dialami salah seorang kontraktor di Inhu, sebut saja namanya Ery (40) warga Rengat, pekan kemaren. Dia ditipu oleh salah seorang oknum yang mengaku mendapat proyek dari salah seorang pejabat di Inhu dan berniat untuk menjual proyek tersebut kepadanya. Korban yang merasa yakin, sepakat untuk memberikan fee 10 persen dimuka agar bisa mendapatkan proyek tersebut. "Akhirnya saya pun menyerahkan uang sebesar yang sudah disepakati," katanya.

Akan tetapi setelah ditunggu-tunggu proyek yang dijanjikan tersebut tidak pernah ada, "Ketika saya tanyakan kepada yang bersangkutan katanya sabar dulu, alasannya APBD belum selesailah dan lain sebagainya. Ironisnya lagi, telepon si makelar proyek sudah tidak bisa dihubungi  karena ponselnya sudah tidak aktif lagi," ujar Ery.

Informasi yang berhasil dihimpun, hal ini sebenarnya hampir setiap tahun terjadi. Modusnya pun hampir sama, namun karena pandainya pelaku menjalankan aksinya, korban mencapai belasan orang. Berdasarkan pengakuan salah seorang kontraktor, hal itu terjadi akibat sulitnya untuk mendapatkan proyek. Karena proyek tersebut sudah diposting dan dikapling oleh orang-orang tertentu sebelum diumumkan secara terbuka. (san)