Rupiah Kian Melemah, Darmin: Harusnya Ada Paket Kebijakan Lagi

Sabtu, 28 November 2015

Ilustrasi Internet

JAKARTA-riautribune: Nilai tukar rupiah secara perlahan tapi pasti terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sekarang, dolar AS sudah mencapai level Rp 13.801 atau lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yaitu Rp 13.480.

Menurut Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Darmin Nasution, kondisi ini merupakan sinyal semakin dekatnya kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed). Rencananya, Keputusan kenaikan suku bunga The Fed akan disampaikan pada pekan kedua Desember 2015.

Pelemahan nilai tukar juga tidak hanya dialami oleh Indonesia. Namun juga banyak negara, khususnya negara berkembang seperti Brazil, Turki, Afrika Selatan dan Rusia.

"Memang kecenderungannya, memang mata uang lain melemah, bukan hanya kita," ungkap Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (27/11/2015)

Darmin tidak bisa menyebutkan perkiraan melemahnya nilai tukar sampai dengan akhir tahun. Sebab, harus melihat besaran kenaikan tingkat bunga dan reaksi para investor meresponnya.

"Nanti dulu, menunggu juga kenaikan tingkat bunga The Fed, dua minggu lagi," imbuhnya.

Dalam kondisi seperti ini, Darmin mengakui pentingnya pemerintah untuk segera mengeluarkan paket kebijakan. Agar bisa memberikan sinyal positif terhadap investor.

"Memang harusnya, kita sudah mulai mengeluarkan kebijakan lagi, mudah-mudahan minggu depan," kata Darmin.

Terkait dengan paket kebijakan, Darmin berupaya menyelesaikan dalam waktu dekat. Targetnya adalah pekan pertama Desember 2015. Sedangkan untuk materi paket kebijakannya adalah dari sisi investasi dan daya beli masyarakat.

"Semua menyelesaikan, jadi seminggu ini rapat-rapat, sehari dua kelompok kementerian, tiga kelompok dan masih jalan terus. Mudah-mudahan waktunya nggak lama beberapa hari ke depan evaluasinya," pungkasnya.(dtc/rt)