BEM se-Riau Akan Tanya Langsung Gubri

Senin, 23 November 2015

Foto Internet

PEKANBARU-riautribune: Kelakuan rombongan liar (romli) mahasiswa penggembira Kongres HMI asal Makassar yang membuat gaduh dan mengusik ketenangan masyarakat Pekanbaru memunculkan amarah berbagai elemen masyarakat Riau. Berbagai kalangan menilai aksi tersebut sudah keterlaluan dan tidak patut dilakukan oleh mereka yang menyandang status sebagai mahasiswa, apalagi memakai embel-embel Islam.

Aksi tersebut juga mengundang rasa geram aktivis mahasiswa Provinsi Riau. Selain mengatakan bahwa Pemprov Riau tidak bijak memberikan bantuan hingga mencapai Rp3 miliar, aksi brutal yang telah terjadi juga menjadi penyebab tuntutan yang akan dilakukan mahasiswa terhadap Pemprov Riau.

Hal tersebut dikatakan Firka Maulana, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Riau (UIR)  yang juga merupakan Kordinator Umum BEM se-Riau. Firka mengatakan, dia bersama teman-teman BEM tidak akan melakukan aksi saat kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla datang ke Provinsi Riau. "Kami tidak akan ada aksi, tetapi kami menyayangkan aksi anarkis kawan-kawan yang mengaku HMI. Terlebih mereka di sini adalah tamu, jadi hargai masyarakat Riau," jelas Firka.

Dalam Kongres HMI yang ke-29 di Hotel Labersa, Siak Hulu, Kampar, perwakilan BEM Riau menyayangkan tindakan pengesahan anggaran untuk acara tersebut oleh pemerintah daerah yang mencapai Rp3 miliar. "Apa pemerintah buta jika menganggarkan sebesar itu, untuk asap aja kita dianggarkan hanya Rp1,4 Milar. Untuk masyarakat sendiri susahnya minta ampun mengeluarkan anggaran," ujar Firka.

Menanggapi hal itu, Firka Maulana berjanji akan melakukan aksi di Kantor Gubernur Riau untuk mempertanyakan uang dalam jumlah fantastis tersebut secara langsung. "Kongres HMI ini bukanlah kongres besar, hanya acara biasa. Jadi pemerintah jangan terlalu manja dengan memberikan bantuan sebesar itu," tutup Firka. (net/ops)