CSR Pertamina RU II Sungai Pakning Benchmarking ke Yogyakarta

Selasa, 28 Januari 2020

YOGYAKARTA – Riautribune : Dalam rangka pengembangan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dijalankan, Pertamina RU II Sungai Pakning melakukan benchmarking ke Yogyakarta bersama kelompok masyarakat binaan dan sejumlah stakeholders di lingkungan Kecamatan Bukit Batu, Kecamatan Siak Kecil dan Kecamatan Bandar Laksamana serta perwakilan DPRD Provinsi Riau pada 22 - 25 Januari 2020.
 
 
Manager Produksi Pertamina RU II Sungai Pakning, Rudi Hartono menyebut hal itu merupakan bentuk keseriusan Pertamina dalam mengembangkan potensi wisata yang selama ini telah dikembangkan melalui program CSR bersama masyarakat di Bukit Batu.“Di antaranya adalah Arboretum Gambut di Kelurahan Sungai Pakning yang dikelola oleh Kelompok Tunas Makmur dan Mangrove Education Center di Desa Pangkalan Jambi yang dikelola oleh Kelompok Harapan Bersama,” ungkap Rudi.
 
 
Menurutnya Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi oleh masyarakat Indonesia dengan satu diferensiasi yaitu pengelolaannya yang berbasis masyarakat.“Kami berharap masyarakat yang kami bina bisa melihat dan belajar langsung dari kota ini hingga menciptakan kemandirian ekonomi yang keberlanjutan,” terang Rudi.
 
 
4 lokasi utama yang dijadikan pembelajaran di antaranya Desa Wisata Mangrove Kulon Progo, Sentra Kerajinan Serat Alam, Desa Wisata Pentingsari, dan Komunitas Radio Lintas Merapi.
 
“Kelompok Mangrove Harapan Bersama bisa belajar bagaimana mengembangkan suatu desa di area pesisir, menjadi kawasan wisata seperti yang ada di Desa Wisata Mangrove Kulon Progo. Bukan tidak mungkin di Bukit Batu nanti ada Desa Wisata Mangrove Pangkalan Jambi,” tegasnya.
 
 
Sementara lokasi Sentra Kerajinan Serat Alam dan Desa Wisata Pentingsari bisa ditiru oleh Kelompok Tani Tunas Makmur yang melakukan kegiatan pertanian nanas terintegrasi dan wisata Arboretum Gambut.“Kelompok Tani Tunas Makmur tidak hanya melakukan kegiatan pertanian, tapi para anggota ibu-ibu juga sudah mampu mengolah daun nanas paska panen menjadi produk kerajinan tangan seperti tas cantik yang memiliki nilai jual,” ujar Rudi.
 
 
Dari lokasi tersebut, kelompok akan semakin terbuka wawasannya untuk mengolah serat tanaman lainnya untuk menjadi aneka kerajinan tangan yang ramah lingkungan.“Selain Kelompok Tani Tunas Makmur dan Kelompok Mangrove Harapan Bersama, kami juga membawa Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Api (FORKOMPA) untuk belajar dari Komunitas Radio Lintas Merapi,” katanya.
 
 
Dari komunitas tersebut, Forkompa bisa belajar bagaimana mengelola suatu media komunikasi radio untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam, seperti yang dilakukan oleh Komunitas Radio Lintas Merapi dalam mengantisipasi terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi.
 
 
“Hal ini untuk mendukung target pemerintah Kabupaten Bengkalis 2020 nihil karhutla, maka perlu dibuat suatu jaringan komunikasi dan informasi yang tanggap akan penanggulangan karhutla, salah satunya dengan radio komunitas,” tambah Rudi. Di sela-sela kegiatan benchmarking, Camat Bukit Batu Taufik Hidayat menyambut baik setiap program CSR yang telah dan akan dijalankan oleh Pertamina  untuk masyarakatnya.
 
 
“Dalam beberapa waktu terakhir, nama Bukit Batu sudah mulai dikenal oleh masyarakat luas sebagai daerah yang memiliki destinasi wisata gambut dan wisata pesisir,” kata Taufik.Menurutnya, hal itu terlihat pada saat Gubernur Riau menyempatkan untuk mengunjungi Arboretum Gambut di sela-sela kunjungan kerja ke Bengkalis.
 
 
“Kami berharap dengan adanya kegiatan benchmarking seperti ini, potensi wisata di Bukit Batu akan semakin berkembang lagi dan menciptakan suatu perekonomian masyarakat yang berkelanjutan,” tambahnya.(rt)