Anggota DPRD Riau Dukung Kawasan Bandar Bakau Jadi Laboratorium Bakau Dunia

Kamis, 19 Desember 2019

Ketua Komisi V DPRD Provinsi Riau, Eddy A Mohd Yatim S.Sos MSI menyampaikan sambutan, Kamis ( 19/12) di Kawasan Konservasi Magrove Bandar Bakau Kota Dumai didampingi pengelola, Datuk Darwis dan sejumlah masyarakat.

DUMAI — riautribune : Kawasan Konservasi Magrove Bandar Bakau Dumai yang terletak di Jalan Datuk Laksamana persis berbatasan dengan Kawasan Industri Pelindo kini menjadi ikon bagi Kota Dumai, Provinsi Riau. Dalam kunjungan reses Ketua Komisi V DPRD Provinsi Riau, Eddy A Mohd Yatim S.Sos MSI, Kamis ( 19/12) di Kawasan Konservasi Magrove Bandar Bakau Kota Dumai langsung disambut pengelola, Datuk Darwis dan sejumlah masyarakat.

 

“Kawasan Bandar Bakau kini menjadi ikon bagi Kota Dumai dalam ikut menjual potensi daerah. Mulai dari potensi wisata alamnya, edukasi alamnya dan Dumai sebagai kawasan industri. Apalagi hingga menjadikan kawasan ini sebagai laboratorium penelitian magrove dunia dihamparan lahan seluas 12 hektar ini. Oleh karenanya, semua pihak harus mendukung terutama Pemko Dumai dan Pemprov Riau,” ungkap anggota DPRD Riau Daerah Pemilihan Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kepulauan Meranti.

 

Apalagi dari penjelasan Datuk Darwis kata Edy A Mohd Yatim,  dimana kawasan ini sudah menjadi kawasan hutan industri terbatas langsung di bawah Kementerian Kehutanan. Kalau secara peta luasnya lebih kurang 26 hektar, tapi yang baru bisa dikelola seluas 12 hektar.

 

“Ini potensi luar biasa dari perjuangan Datuk Darwis yang luar biasa pula. Oleh sebab itu, kita akan dukung Datuk Darwis dan kawan-kawan dalam membawa kawasan ini benar-benar ditata sejak dini dengan baik dan menjadi ikon daerah Kota Dumai hingga kemata dunia,” tegas putra asli Kota Dumai ini.

 

Disamping itu, Sekretaris Umum DPD Partai Demokrat Provinsi Riau ini juga akan berusaha memasukan pengembangan dan  pemantapan kawasan konservasi magrove Bandar Bakau Dumai  dalam program di Provinsi Riau. “Sehingga kawasan ini benar-benar dikembangkan secara baik dan kreatif dengan tidak merusak keasliannya. Tapi memunculkan keunikan dari keasliannya sehingga menimbulkan daya tarik bagi orang untuk berkunjung dan mendapatkan edukasi tentang magrove,” sebutnya. (FR)