Garuda Muda Pulang dengan Kepala Tegak

Rabu, 11 Desember 2019

MANILA -- Kontingen Indonesia finis di peringkat empat SEA Games 2019. Pada hari terakhir perebutan medali, Selasa (10/12), Indonesia tak bisa merebut kembali posisi dua besar setelah sehari sebelumnya digeser Vietnam dan Thailand ke urutan empat.

Hingga pukul 21.00 waktu setempat, kontingen Indonesia mengoleksi 72 emas. Tuan rumah Filipina bertahan di urutan pertama dengan raihan 149 emas. Adapun Vietnam berhak menempati peringkat dua dengan koleksi 96 medali emas. Thailand yang berada di tangga ketiga mengumpulkan 91 emas.

Kemarin, pasukan Merah Putih menambah perolehan dua medali emas lewat tim voli putra dan dari cabang olahraga jiu-jitsu. Sementara, timnas sepak bola U-22 yang diharapkan menjadi juara, harus puas dengan medali perak karena menuai kekalahan 0-3 dari Vietnam dalam partai final di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Selasa malam.

Meski tak meraih medali emas, timnas U-22 pulang dengan kepala tegak. Pelatih timnas U-22 Indra Sjafri mengatakan, anak-anak asuhnya telah memberikan yang terbaik bagi Indonesia walau gagal menjadi juara. "Kita sudah enam tahun tak masuk final. Jadi, prestasi ini jauh lebih baik dari enam tahun sebelumnya," kata Indra selepas pertandingan.

Dalam enam tahun terakhir atau dalam dua edisi SEA Games, yaitu SEA Games 2015 dan 2017, langkah timnas terhenti di semifinal. Prestasi terakhir Indonesia adalah meraih perunggu pada SEA Games 2017 setelah mengalahkan Myanmar 3-1 pada perebutan tempat ketiga.

Indra mengatakan, timnas juga telah berupaya tampil lebih baik untuk menghapus dahaga juara setelah terakhir kali diraih pada SEA Games 1991. Atas alasan itulah, timnas mencoba bermain lebih terbuka sejak awal pertandingan. "Permainan kita lebih baik dari pertandingan sebelumnya. Saya ucapkan selamat untuk Vietnam," ujar Indra.

Kendati demikian, Indra mengakui cederanya Evan Dimas akibat dilanggar pemain Vietnam pada menit ke-20 cukup memengaruhi permainan tim. Indra mengungkapkan, Evan harus menggunakan kursi roda akibat cederanya itu. "Cederanya Evan Dimas dengan waktu masih 23 menit tersisa, sangat berpengaruh terhadap progres tim di babak pertama. Pemain Vietnam kelihatan menginjak kaki Evan cukup parah," kata Indra.

Skuat Garuda Muda tampil apik dalam perjalanannya ke babak final. Pada fase grup, timnas melaju ke semifinal dengan keluar sebagai runner-up. Timnas hanya terpaut satu poin dari Vietnam yang keluar sebagai juara grup. Indonesia mengumpulkan 12 poin hasil empat kemenangan dan satu kali kalah.

Salah satu kemenangan Indonesia pada fase grup bahkan diraih atas Thailand yang merupakan juara bertahan. Sementara, dalam babak empat besar, Indonesia sukses menyingkirkan Myanmar dengan skor 4-2.

Pada partai final kontra Vietnam, timnas U-22 harus mengakui keunggulan lawan sejak babak pertama. Tandukan Doan Van Hau saat menerima umpan tendangan bola mati membuat Indonesia tertinggal 0-1.

Peluang pertama didapatkan Indonesia melalui situasi tendangan bola mati tak jauh dari kotak 16 pada menit ke-5. Zulfiandi yang mengeksekusi langsung melesatkan bola ke gawang. Namun, bola yang mengarah ke kiri atas berhasil diblokir oleh Nguyen Van Toan. Gagal dalam percobaan tersebut, Garuda Muda terus berusaha membongkar pertahanan Vietnam.

Serangan berbahaya juga diberikan Vietnam ke lini pertahanan Indonesia pada menit ke-10 melalui umpan satu-dua. Beruntung bagi Indonesia, Andy Setyo Nugroho berhasil memblokir bola yang sudah memasuki kotak 16 Indonesia. Pada menit ke-15, Vietnam kembali mengancam gawang Indonesia saat Ha Duc Cin mampu menyontek bola ke arah gawang. Namun, bola masih belum menemui sasaran. (rep)