Warga dan Kader Kesehatan BuluhCina, Diedukasi Pentingnya Antisipasi Dini Pasien Diare

Selasa, 30 Juli 2019

Erwin, Skp.,M.Kep., dengan anggota: Ns. Wasisto Utomo, M.Kep.,Sp.KMB., Ns. Didi Kurniawan, M.Kep., dan Ns. Darwin Karim, M.Biomed.

PEKANBARU-riautribune: Diare adalah salah satu penyakit yang cukup membahayakan ditengah-tengah masyarakat ketika upaya pencegahannya tidak dilakukan secara dini.  Hal inilah yang kemudian mendorong sejumlah dosen Universitas Riau dan mahasiswa yang tergabung dalam program kukerta Teringerasi bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat gelar sosialiasi pencegahan dini terhadap gejala diare dan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini diikuti kader kesehatan dan  posyandu warga desa buluh cina, kecamatan Siak Hulu Kampar.

    "Tujuan program pemberdayaan kesehatan masyarakat adalah meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatnya peran serta aktif masyarakat termasuk kader kesehatan, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Desa Buluh Cina dikenal sebagai “Desa Wisata” berada di bantaran sungai Kampar, analisis kami pada musim hujan terjadi kenaikan air sungai kampar dan dibukanya pintu PLTA Koto Panjang dapat mengalami banjir. Kondisi inilah yang kami waspadai warga masyarakat beresiko terserang Diare,"Ucap Erwin Skep. Mkep baru baru ini kepada wartawan

  Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Desa Buluh Cina M. Ralis T dan dihadiri oleh perangkat desa, kader kesehatan . Setelah  kegiatan ini kata wakil Dekan bidang kurikulum Keperawatan, yakni mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam menangani pertolongan awal pada kejadian diare dalam keluarga mereka, atau warga terdekat,  guna menghindari dehidrasi karena kondisi inilah yang membuat penderita lemah dan retan.

" Kegiatan pemberdayaan ini dilangsungkan dalam empat tahap selama kurun waktu 7 pekan sejak bulan Juni hingga akhir agustus,  Tahap pertama meliputi materi-materi penyuluhan pada kader kesehatan: penfertian diare, tanda gejala diare, kapan waktu yang tepat untuk pergi ke pelayanan kesehatan, dampak diare, pertolongan dini pada penderita diare,”Ucapnya

Tahap kedua yakni pelatihan pengenalan tanda gejala diare yang sudah terjadi dehidrasi, pembuatan larutan oralit / lautan gula garam bagi bagi penderita diare. Tahap ketiga ialah kader-kader kesehatan mempraktikan pendidikan kesehatan dan cara memberikan pertolongan pada keluarga yang menderita diare. Kegiatan pelatihan kader dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat telah dilaksanakan sebanyak 2 kali di ruang pertemuan.

Kegiatan ini melibatkan empat dosen sebagai instruktur yang diketuai oleh Erwin, Skp.,M.Kep., dengan anggota: Ns. Wasisto Utomo, M.Kep.,Sp.KMB., Ns. Didi Kurniawan, M.Kep., dan Ns. Darwin Karim, M.Biomed.Sementara pendalaman keterampilan teknis dan pendampingan peserta, dilakukan oleh 10 mahasiswa melalui program kuliah kerja nyata (Kukerta) terintegrasi Universitas Riau 2019.  (rls)