Dr Juandi Ajarkan Warga Siak Hulu Olah Air Gambut Jadi Air Layak Konsumsi

Jumat, 19 Juli 2019

Dr.Juandi didampingi Kepala desa Buluh Cina menjelaskan kepada warga teknologi penyulingan air Gambut

Pekanbaru-riautribune: Ajarkan  system koagulasi dan Filtriasi kepada warga desa Buluh Cina Kampar kiri, Doktor Juandi bersama belasan mahasiswa mengajak warga untuk memahami bagaimana menyuling air gambut yang berada di sekitar pemukiman warga desa sehingga layak untuk dikonsumsi.

  Akademisi dari Universitas Riau jurusan Fisika ini, juga menjelaskan bagaimana teknik pembuatan dan penggunaannya, sehingga terjadi transfer pengetahuan kepada warga desa, baru-baru ini di kantor desa Siak hulu kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar.

  “Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian terintegrasi  ini adalah menggunakan teknologi koagulan dan filtrasi.  Media filtrasi dan koagulan  yang optimal ini digunakan untuk pengolahan air gambut terdiri dari biosand filter dengan dual media yaitu batu apung (pumice) dan pasir kuarsa dan tawas sebagai koagulannya”Ucap Juandi kepada sejumlah warga dan dibantu oleh mahasiswa yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) terintegrasi Universitas Riau

  Lebih lanjut Doktor Fisika lingkungan ini juga menambahkan bahwa, teknologi ini dapat menurunkan kadar kekeruhan dan warna air gambut  serta menurunkan kadar organic, Nilai pH sebelum filterisasi yaitu sebesar 5,93 dan pH setelah filterisasi yaitu 7,5. Nilai TDS terendah setelah filterisasi dengan saringan pasir lambat yaitu 49 mg/L dan TDS tertinggi setelah filterisasi sebesar 83. Mg/L.  

   Juandi yang juga dosen penanggungjawab lapangan  pada momen ini dirinya didampingi oleh mahasiswa Kukerta berjumlah 13 orang, didampingi oleh Kepala desa dan masyarakat di desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar yang tergabung dalam kegiatan pengabdian dosen ini.

     “Melalui kegiatan ini, kita ingin ada sebuah transfer knowlage kepada warga, sehingga apapun kondisi mereka, dengan pengetahuan, dan wawasan yang kami berikan mereka bisa merancang sebuah teknologi yang mampu menjawab kondisi lingkungan mereka,”Ucap Juandi. (rls)