Pasangan TM-Aminah Janji Akan Ganti Nama Pasar Soegih Belilas

Rabu, 11 November 2015

Baleho pasangan calon TM-Aminah.(riautribune)

RENGAT-riautribune: Polemik terhadap kata "Soegih" di tengah masyarakat pada nama "Pasar Soegih Belilas" di Kecamatan Siberida, menjadi perhatian pasangan calon (paslon) nomor urut 1 TM-Aminah. Untuk itu, pasangan ini berjanji akan mengganti nama pasar tersebut seperti nama semula yakni "Pasar Rakyat Belilas" jika nanti menang dalam Pilkada. "Benar, pasangan calon nomor urut 1 TM-Aminah menjanjikan akan mengganti kembali nama Pasar Soegih Belilas ke nama semula, yakni Pasar Belilas," ungkap anggota DPRD Inhu, Suharto, SH.

Janji tersebut, kata Suharto disampaikan pasangan nomor urut 1 pada saat menyampaikan orasi politik disela Kampanye di Pasar Belilas Kecamatan Siberida, Senin (10/11). Alasan penggantian nama itu, jelas Suharto, karena aspirasi yang berasal dari masyarakat Belilas sendiri. "Nama itu tidak sesuai dan tidak selaras dengan sejarah Pasar Belilas. Akibatnya, nama pasar rakyat itu tidak familiar dan kurang akrab di tengah masyarakat khususnya lingkungan pasar," urai Ketua DPC PPP Inhu itu.

Bahkan menurut Suharto lagi, dirinya dan beberapa anggota DPRD Inhu jauh sebelum peresmian Pasar Soegih Belilas sudah memprotes penambahan kata "Soegih" kepada Pemkab Inhu. Akan tetapi, tambahnya, sayang saran dan protes mereka tak kunjung direspon sehingga janji ganti nama "Pasar Soegih Belilas" tidak saja menjadi momen Pilkada.

Suharto juga mengakui telah meluruskan soal pembangunan Pasar Soegih Belilas yang bersumber dari APBD I Riau selama 2 tahun berturut-turut hingga tahap finising sekitar Rp11 miliar. "Disela orasi kampanye juga saya ungkap kebenaran tentang sumber dana pembangunan Pasar Soegih Belilas itu. Pembangunannya bukan berasal dari APBD II Inhu, akan tetapi berasal dari APBD Provinsi Riau," sambung Suharto.

Namun tokoh masyarakat Pasar Belilas H. Mahfud menepis tentang adanya desakan untuk penggantian nama "Pasar Soegih Belilas" yang berasal dari aspirasi warga pasar. "Itukan hanya kemauan satu atau dua orang yang berkehendak. Bukan keinginan dominan dari warga masyarakat," katanya.

H. Mahfud yang mengaku sudah menjabat Ketua RW Pasar Belilas dan dipercaya  pengelola pasar sejak tahun 1985 membantah masyarakat tidak faham dengan kata "Soegih". "Di Belilas ini dominannya komunitas etnis Jawa dan mengerti dengan arti kata Soegih, yakni Kaya," sambung Mahfud.

Menurutnya,kata "Soegih" pada Pasar Soegih Belilas disebabkan Pasar Belilas yang dulunya kotor tapi setelah dibangun berubah menjadi indah dan layak. Itu yang menjadi salah satu filosofi dipatenkannya nama Pasar Soegih Belilas itu. "Harapannya, pasca pembangunan Pasar Soegih, rakyat dan pedagang berubah menjadi kaya," papar Mahfud.

Hal senada juga dikatakan Camat Siberida, Triatno. "Saya jadi Camat Siberida sejak tahun 2014 nama Pasar itu sudah ada. Saya rasa desakan pergantian nama itu hanya dari segelintir orang yang ingin mempolitisir nama Soegih dari kepentingan politik saja itu," singkat Camat. (san)