Bawaslu Riau Sebut KPU Belum Bisa Jelaskan Kesalahan Input Situng

Selasa, 28 Mei 2019

ilustrasi internet

PEKANBARU - Perolehan suara di Sistem Informasi Penghitungan (Situng) KPU membuat suasana Pemilu 2019 gaduh. Sampai kini, KPU Riau belum bisa menjelaskan banyaknya kesalahan input C1 yang menyebabkan kegaduhan itu.

Ketua Bawaslu Provinsi Riau Rusidi Rusdan mengatakan, pihaknya sudah menanyakan persoalan itu saat Pleno Rekapitulasi Pemungutan dan Penghitungan suara tingkat Provinsi Riau pada 19 Mei lalu. Sampai kini, Bawaslu Riau belum mendapat jawaban.

"Banyaknya salah input C1 di situng KPU sampai hari ini belum bisa menjelaskan kenapa sampai sekarang banyak terjadi kesalahan input. Dimana sebetulnya persoalan sudah disampaikan di Rapat Pleno 19 Mei lalu," kata Rusidi saat konferensi pers di Hotel Premiere, Senin (27/5/2019) malam.

Kesalahan input ini, kata Rusidi cenderung merugikan pasangan calon nomor urut 02. "Kita sampai hari ini masih menunggu jawaban KPU berapa C1 yang salah imput, kenapa kesalahan input itu kesannya hanya (merugikan) untuk 02," kata dia.

Menurutnya, persoalan ini perlu disampaikan kepada publik. Agar masyarakat di bawah tidak lagi menganggap KPU terlibat kecurangan sebagai penyelenggara Pemilu. "Ini perlu dijelaskan, karena KPU tidak pernah mampu menjelaskan kenapa salah input," kata dia.

Rusidi menyebut, sejauh ini ada 164 salah input di Situng KPU. Angka ini juga belum dirilis oleh KPU. Sehingga, masih membuat kegaduhan di masyarakat.

"Ada 164 salah input di situng KPU. KPU belum rilis kesalahan input ini menyebabkan kegaduhan seolah-olah KPU ini dipertanyakan indenpendennya, karena tidak pernah menjelaskan," kata dia.

Ia menambahkan, sejauh ini, Bawaslu sudah merekomendasikan perbaikan 6.950 C1. Ia menyebut, kinerja yang dilakukan Bawaslu bisa dipertanggungjawabkan, baik secara moril dan juga hukum.

"C1 yang direkomendasikan untuk diperbaiki sebanyak 6.950 C1. Ini sebuah kerja yang dilakukan jajaran Bawaslu se-Riau. Hasil pemilu di Riau bisa dipertanggungjawabkan," jelasnya. (hrc)