LPDP Mengabdi di Wamena.

Selasa, 26 Februari 2019

PEKANBARU-riautribune: Penerima beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan ( LPDP) menggelar program "Massive Action 2019" (MA) secara serentak di 27 provinsi Indonesia, 21-25 Februari 2019. Melalui program ini para alumni LPDP memberi dukungan terhadap pemajuan edukasi anak sejak usia dini.

    Penerima beasiswa LPDP asal Papua didukung tim kembali ke tanah air untuk memberikan bakti kepada negeri lewat para siswa sekolah dasar ini. Kegiatan MA Provinsi Papua dilaksanakan di kabupaten Jayawijaya yang merupakan kabupaten hanya bisa dilalui melalui jalur udara yaitu dengan pesawat terbang. Wamena merupakan salah satu kabupaten dikelilingi pegunungan dan terkenal dengan adat-istiadat kental dan cuaca dingin.

    Namun hal tersebut tidak mengurangi semangat para "aweerde", sebutan untuk alumni penerima beasiswa LPD untuk memilih Wamena sebagai tempat kegiatan MA. Tantangan cuaca Rita Sari Aronggear, penanggung jawab MA provinsi Papua kepada Kompas.com (26/2/2019) menyampaikan, "Mengajar anak-anak di Wamena khususnya anak lokal agak susah dikarenakan cuaca kurang mendukung dan suhu yang dingin."

     Mereka juga harus berjalan kaki kadang tanpa alas kaki, membawa satu buku dan terkadang tanpa alat tulis. "Jangan bicara soal sarapan, orangtua mereka sibuk untuk berkebun dan mereka juga kurang dalam bahasa indonesia karena lebih sering berbicara dengan bahasa ibu," cerita Rita.

Acara yang diadakan di lapangan basket sekolah SD Hillcrest International School (HIS) Wamena (22/2/2019) ini dimulai pukul 08.30 dan diawali senam bersama di lapangan. Anak-anak dari SD Yapis dan SD Koinonia berbaur santai dengan teman-teman mereka SD HIS yang menjadi tuan rumah. Berani bermimpi tinggi "Anak-anak sangat antusias karena ketika ditanyakan siapa yang mau kuliah S2? Awalnya, hanya beberapa anak saja berani mengangkat tangan. Namun ketika dijelaskan kesempatan untuk memperoleh beasiswa hampir semua mengangkat tangannya," cerita Rita.

      Sesi pertama MA mengangkat soal pengenalan ragam profesi dengan tema "Jika Aku Menjadi Presiden". Acara disampaikan melalui permainan interaktif. Dari semua profesi dituliskan, seperti dokter, polisi, guru, wartawan, pilot, koki, designer, arsitek, direktur, menteri, bupati, dan presiden ternyata paling banyak ingin menjadi dokter. Anak-anak kemudian juga diajak menuliskan cita-cita mereka sendiri pada kertas berwarna lalu ditempelan di media foto yang sudah disiapkan.

     Penerima beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan ( LPDP) menggelar program "Massive Action 2019" (MA) secara serentak di 27 provinsi Indonesia, 21-25 Februari 2019. Melalui program ini para alumni LPDP memberi dukungan terhadap pemajuan edukasi anak sejak usia dini. Penerima beasiswa LPDP asal Papua didukung tim kembali ke tanah air untuk memberikan bakti kepada negeri lewat para siswa sekolah dasar ini. Kegiatan MA Provinsi Papua dilaksanakan di kabupaten Jayawijaya yang merupakan kabupaten hanya bisa dilalui melalui jalur udara yaitu dengan pesawat terbang.

      Wamena merupakan salah satu kabupaten dikelilingi pegunungan dan terkenal dengan adat-istiadat kental dan cuaca dingin. Namun hal tersebut tidak mengurangi semangat para "aweerde", sebutan untuk alumni penerima beasiswa LPD untuk memilih Wamena sebagai tempat kegiatan MA. Tantangan cuaca Rita Sari Aronggear, penanggung jawab MA provinsi Papua kepada media (26/2 menyampaikan,

     "Mengajar anak-anak di Wamena khususnya anak lokal agak susah dikarenakan cuaca kurang mendukung dan suhu yang dingin." Baca juga: Massive Action 2019, Penerima Beasiswa LPDP Kembali untuk Mengabdi Mereka juga harus berjalan kaki kadang tanpa alas kaki, membawa satu buku dan terkadang tanpa alat tulis.

    "Jangan bicara soal sarapan, orangtua mereka sibuk untuk berkebun dan mereka juga kurang dalam bahasa indonesia karena lebih sering berbicara dengan bahasa ibu," cerita Rita. Acara yang diadakan di lapangan basket sekolah SD Hillcrest International School (HIS) Wamena (22/2/2019) ini dimulai pukul 08.30 dan diawali senam bersama di lapangan. Anak-anak dari SD Yapis dan SD Koinonia berbaur santai dengan teman-teman mereka SD HIS yang menjadi tuan rumah.

      Berani bermimpi tinggi "Anak-anak sangat antusias karena ketika ditanyakan siapa yang mau kuliah S2? Awalnya, hanya beberapa anak saja berani mengangkat tangan. Namun ketika dijelaskan kesempatan untuk memperoleh beasiswa hampir semua mengangkat tangannya," cerita Rita. Sesi pertama MA mengangkat soal pengenalan ragam profesi dengan tema "Jika Aku Menjadi Presiden". Acara disampaikan melalui permainan interaktif.

     Dari semua profesi dituliskan, seperti dokter, polisi, guru, wartawan, pilot, koki, designer, arsitek, direktur, menteri, bupati, dan presiden ternyata paling banyak ingin menjadi dokter. Anak-anak kemudian juga diajak menuliskan cita-cita mereka sendiri pada kertas berwarna lalu ditempelan di media foto yang sudah disiapkan. (rls)