Effendi mengungkapkan, hal itu terjadi disebabkan proses rekrutmen yang keliru dari partai, tak jarang ada anggota dewan yang justru tersesat ke jalan yang salah. Namun mereka lihai dalam mengelabui masyarakat luas.
"Di Senayan banyak juga. Galak di luar tapi kadang-kadang cincai juga. Akhirnya yang dirugikan rakyat juga," ungkapnya dalam diskusi bertajuk "Ketika Wartawan Membingkai Konflik" dalam peluncuran buku berjudul "Di Tepi Amu Darya" karya Pimpinan Umum RMOL Network, Teguh Santosa di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/12).
Makanya, menurut Effendi, rakyat harus terus melakukan kontrol terhadap kinerja semua anggota dewan yang mewakilinya. Kontrol yang dilakukan pun semestinya tidak hanya melalui siaran televisi, tapi juga datang langsung saat sidang komisi berlangsung.
"Karena banyak sekarang figur-figur musang berbulu domba," demikian Effendi. (rmol)