Sandi Dituding Curi Start Kampanye, Zulkifli: Jangan Sirik

Senin, 03 September 2018

JAKARTA -- riautribune : Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membantah kritik yang mengatakan bahwa serangkaian kegiatan bakal calon wakil presiden (bacawapres) Sandiga Salahuddin Uno di sejumlah kampus merupakan bagian dari curi start kampanye. Zulkifli justru meminta pihak yang mengkritik hal itu untuk membaca undang-undang pemilu. "Yang kritik siapa? Yang kritik itu baca dulu aturannya, jangan sirik," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/9).

 

Ia pun keberatan jika kunjungan pasangan calon presiden ke kampus-kampus dianggap mencuri starti kampanye. Zulkifli menjelaskan, seseorang calon dikatakan mencuri start kampanye jika sudah ditetapkan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Sedangkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno masih sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden.

 

"Mana mencuri? yang dicuri siapa? nanti kalau sudah ditetapkan jadi capres, nah gitu. Capresnya mana, baru calon?" ungkap ketua MPR tersebut. Zulkifli menganggap selama belum ditetapkan oleh KPU, Prabowo - Sandiaga diperbolehkan ke mana saja. Menurutnya, hal itu sah-sah saja dilakukan karena sesuai dengan aturan UU pemilu.

 

"Masa orang mau jadi presiden langsung disuruh tidur saja di rumah, diam saja? Kalau tidak melanggar peraturan boleh, kalau sudah ada aturan, baru tidak boleh. Baca aturannya," tuturnya.

 

Sandi diketahui beberapa kali menunjungi kampus di sejumlah daerah pascadeklarasi pasangan Prabowo-Sandi. Pada peringatan HUT RI lalu, Prabowo-Sandiaga juga menyambangi Universitas Bung Karno (UBK) untuk menggelar upacara peringatan HUT RI pada 17 Agustus 2018 lalu. Pekan lalu, diketahui Sandiaga juga mengunjungi Institut Pertanian Bogor (IPB).

 

Saat memberikan wejangan kepada mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rabu (29/8), Sandiaga meminta agar para mahasiswa sebagai generasi muda tidak boleh baperan (bawa perasaan). Justu harus menjadi yang akan memastikan Indonesia di masa depan, kita adalah generasi zaman now.

 

Apalagi Indonesia, kata Sandi, Indonesia memiliki bonus demografi karena lebih setengah dari rakyat Indonesia adalah generasi milenial yang berada dalam usia produktif. "Karakteristik generasi zaman now, usia produktif harus kita maksimalkan, jangan kita mbosenin," kata Sandi.(rtep)