Welcome To Jakarta Kabut Asap...

Selasa, 27 Oktober 2015

Kabut asap sudah sampai di Pulau Jawa.(internet)

JAKARTA-riautribune: Kabut asap akibat kebakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan telah mencapai Jakarta. Banyak netizen pengguna Twitter menyesali penanganan bencana kabut asap yang tak kunjung tuntas.

Sineas Joko Anwar menyindir ketidakmampuan Pemerintah me­nangani kabut asap dan kebakaran lahan dengan ucapan selamat datang.

"Selamat datang asap ke Jakarta. Semoga pemilik perusahaan yang bakar sampah choke on it," cuitnya lewat akun @jokoanwar.

Komedian Pandji Pragiwaksono mengaku sudah melihat kabut asap dari udara di langit Jakarta.

"Ngomong-ngomong tadi siang pesawat gue mendarat di Jakarta, sudah mulai ketutup kabut asap walaupun belum terlalu pekat," ki­cau pemilik akun @pandji itu.

Akun @soegion mengimbau warga Ibukota gotong-royong meng­hilangkan kabut asap.

"Ambil masing-masing baskom, isi garam sama air taruh di depan rumah yang kena sinar matahari biar menguap," katanya menjelaskan cara sederhana melawan kabut asap.

Akun @straw_field mengatakan, di Jakarta sudah lama ada kabut asap, namun bukan karena keba­karan lahan dan hutan. Melainkan akibat polusi asap kendaraan ber­motor.

"Dari dulu juga udah ada tuh kabut asap di Jakarta. Asap kendaraan," celotehnya.

Akun @surosaldeng mengatakan, pemerintah pusat dan daerah sudah beberapa bulan berupaya memadamkan kebakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan yang jadi sumber kabut asap, tapi kabut asap tidak berkurang malah bertambah.

"Kalau asap diusir malah merata, berarti azab dari Allah," kicaunya.

Akun @adjiesurjadji mendesak Pemerintah menindak tegas perusahaan-perusahaan yang terbukti membakar lahan.

"Pemilik perusahaan plus pejabat dan aparat yang membiarkan aktivitas pembakaran. Hingga menyebabkan kerugian moril & materil," sesalnya.

Akun @m_aryono mengatakan, sudah saatnya Jakarta terkena dampak kabut asap dari Sumatera dan Kalimantan. Agar para pejabat yang berada di Ibukota dapat langsung merasakan dampak buruk.

"Perlu juga sekali-kali dikasih biar ada sense buat pejabat gitu loh," ketusnya.

Akun @sripujayani malah berharap lebih banyak kabut asap menghampiri Jakarta.

"Semoga angin el nino membawa asap tebal juga ke Jakarta biar sama-sama merasakan pekatnya asap hutan sawit, Tuhan maha adil!" cuitnya.

Akun @azrief_aziz meminta masyarakat Ibukota tidak mengeluh. Karena, menurut dia, kabut asap yang sampai Jakarta tidak seberapa dibandingkan di Sumatera dan Kalimantan.

"Boleh dong daerah bagi-bagi kesusahan ke Ibu Kota. Sekali setahun kok asapnya datang berkunjung, bukan tiap hari," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut, kabut asap yang mencapai Ibukota berasal dari kebakaran lahan di Kalimantan dan Sumatera.

"Tingkatannya sampai sedang, belum tingkat bahaya," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, kemarin.

Ia berharap, angin bisa mendorong kabut asap menjauh dari Jakarta. Selain itu, Ahok juga mengajak warga Ibukota berdoa agar bencana kabut asap cepat berlalu.

"Sekarang telanjur begitu, mau gimana kan? Pemadaman kan sudah dilakukan, kita berdoa saja supaya pesawat-pesawat itu bisa cepat memadamkan (kebakaran hutan)," harap Ahok.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho membenarkan, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan telah berimbas hingga Jakarta.

"Sebagian wilayah Jakarta pada hari ini tertutup asap tipis sebagai imbas kabut asap di Sumatera dan Kalimantan," kata Sutopo di Jakarta, Minggu (25/10).

Dia menambahkan, selain Jakarta, asap tipis juga menutup sebagian wilayah Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. Hal tersebut, lanjutnya, diketahui berdasarkan pantauan satelit Himawari pada Minggu, 25 Oktober pukul 08.30 WIB.

Sebelumnya, Sutopo menyatakan, Sabtu (24/10) satelit Himawari juga mendeteksi adanya asap tipis yang menutup Laut Jawa dan sebagian Jakarta.

Sementara itu, operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan masih terus dilakukan oleh tim gabungan.

"Operasi pemadaman melalui udara seperti menggunakan bom air terus dilakukan. Selain itu, operasi pemadaman melalui darat juga terus dilakukan," jelas Sutopo.

Dia menambahkan, hingga kini lebih dari 43 juta penduduk di wilayah Sumatera dan Kalimantan terpapar kabut asap.

"Data tersebut hanya dihitung dari wilayah Sumatera dan Kalimantan," katanya.

Data tersebut, imbuh Sutopo, berdasarkan analisis peta sebaran asap dan peta jumlah penduduk di wilayah tersebut.(rmol/rt)