AHY Bicara Soal Politik Identitas di Indonesia ke Media Asing

Rabu, 01 Agustus 2018

Jakarta - Riautribune:Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bicara soal pemilihan presiden (pilpres) 2019 dalam wawancara dengan media Singapura, Channel News Asia. AHY yang juga kandidat calon wakil presiden (cawapres) ini menyebut pemimpin Indonesia harus dipilih berdasarkan kapasitas dan integritas.

Dalam wawancara dengan Channel News Asia untuk program 'Conversation With', seperti dilansir pada Rabu (1/8/2018), putra sulung mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga menegaskan dirinya 'tidak ada masalah' jika seorang non-muslim memegang jabatan politik tinggi.

AHY awalnya ditanya soal politik identitas yang marak digunakan dalam pilgub DKI Jakarta 2017, yang juga diikuti oleh AHY sebagai salah satu calonnya. Dia kemudian ditanya apakah politik identitas akan kembali marak dalam pilpres 2019. "Kita harus mencegah upaya-upaya seperti apapun untuk mempolitisasi agama, etnis atau ras.

Kita tidak bisa menggunakan isu-isu itu untuk menyerang lawan-lawan politik," ucap AHY dalam Bahasa Inggris. "Itu tidak sehat dan itu sangat berbahaya," sebutnya. "Jadi, saya akan mendorong setiap politikus untuk tidak menggunakan isu-isu itu, menggunakan naratif agama, khususnya agama atau etnis atau ras, karena itu hanya akan membawa bencana bagi persatuan kita, negara kita.

Saya tidak bisa membayangkan dampak disintegritas di negara kita," ujar AHY. Selanjutnya, AHY dimintai pendapat soal seorang warga non-muslim memegang jabatan tinggi secara politik di Indonesia.

"Iya, tentu. Tidak ada masalah dengan itu," jawabnya. "Sekali lagi, kita harus memilih seseorang yang diproyeksikan menjadi pemimpin di negara ini, baik tingkat nasional atau lokal, eksekutif atau parlemen, dengan didasarkan pada kapasitas, pada integritas. Bukan karena agama, etnis, atau ras," tandas AHY.(dnc)