Pemprov dan Pemko Jangan Korbankan Warga Demi Proyek

Senin, 23 Juli 2018

PEKANBARU-riautribune: Ramai warga Pekanbaru akhirnya mengelukan kekesalan karena macet di seputar SKA khususnya U turn di depan Banteng hotel semakin menjadi-jadi. Beberapa warga menyebutkan bahwa untuk jam tertentu macet di jalur ini hingga menghabiskan waktu hingga dua jam.

 Budi (46) Warga Panam mengaku dirinya harus menghabiskan waktu selama 2 jam untuk berangkat menuju SMA 8 Pekanbaru setiap harinya untuk mengantar anak, dan 1 jam waktunya dihabiskan oleh kemacetan di jalan soekarno Hatta tersebut.
  "Pemko dan Pemprove seperti jalan sendiri. Mereka tidak peduli lagi dengan warga yang harus menghabiskan waktu di jalan. Kami ini membayar pajak, menunjuk mereka sebagai pemimpin daerah untuk menyelesaikan hal-hal seperti ini. Jangan Korbankan warga demi proyek anda"Ucap Budi, Senin (23/7)
  Budi juga menuturkan harusnya Dishub Pemko dan Pemprove sudah harus memikirkan jalur alternatif atau U Turn yang lebih maksimal, bukan hanya bertumpu pada satu U turn saja.
  "Kemacetan inilah yang akhirnya membuat warga semakin jantungan dan emosi. Ujung-ujungnya stres di jalan. Kenapa harus dipaksakan dua proyek fly over dalam satu waktu. jangan hanya memikirkan untung rente saja, pikirkan  juga kenyamanan warga yang akan berlalu lintas. Kami ini juga klien yang ingin menikmati pajak-pajak yang telah kami bayar,"Ucap Budi.
 Budi juga mengkritisi buruknya koordinasi antara Dinas PUPR, kontraktor pengerja Fly over, Dishub Provinsi dan Dinas Perhubungan kota.
  "Para pekerja publik ini seperti tidak perduli, apa harus menunggu warga demo dulu?atau terjadi sebuah kecelakaan yang menjadi sorotan publik baru kemudian hal ini jadi perhatian. kami menjadi tidak apresiasi lagi atas kinerja pemerintah kota dan pemerintah Provinsi ini, jika hal seperti ini tidak ditanggapi cepat. Di Jerman dan Prancis, jika ada projec yang berkenaan dengan fasilitas umum, dan itu menggangu aktifitas warga hanya dalam waktu 2 hari saja mereka telah mengeluarkan sebuah SOP jalur alternatif lainnya, sehingga tidak ada penumpukkan pengguna jalan.,"Ucap Budi yang juga lulusa doktor di salah satu Perguruan tinggi di Prancis.
  Hal sama juga diutarakan Ranti (23) wanita yang sehari-hari bekerja di Rumbai ini mengaku harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk antri di U turn jalan Soekarno Hatta tersebut.
  "Kadang ada petugas baru agak lancar, tapi begitu tak ada petugas ego masing-masing pengemudi mulai muncul. Akhirnya macet semakin mengular,"Ucap Ranti