Kasus Kebun Plasma PT. SDA, Warga Minta Martias Langsung Turun Tangan

Senin, 26 Oktober 2015

Kebun sawit.(internet)

BUKITBATU-riautribune: Hingga akhir Oktober 2015, masalah pembagian kebun plasma sawit untuk masyarakat 6 Desa di Kecamatan Bukit Batu dari PT. Surya Dumai Agrindo II belum juga memperoleh titik temu. Puluhan pertemuan digelar baik antar Koperasi Bukit Batu Darul Makmur (KBDM) dengan masyarakat anggota koperasi, pemerintah desa, maupun dengan Pemerintah Kabupaten dan PT SDA, tidak menghasilkan keputusan. Walhasil masyarakat menuding PT. SDA tidak memiliki niat baik memberikan hak masyarakat, padahal kebun kelapa sawit seluas sekitar 6.000 hektare itu membentang mulai dari Desa Buruk Bakul sampai Desa Dompas sudah panen sejak 2014 lalu.

Menanggapi belum adanya solusi dari PT. SDA, kepala Koperasi Bukit Batu Darul Makmur (KBDM) Ismail meminta Owner PT. SDA Martias untuk turun tangan menyelesaikan persoalan ini. "Kita sudah berpuluh kali mengadakan petemuan tapi pihak managemen PT. SDA tidak bergeming dan tak memberikan solusi. Karena itu kita mendesak Pak Martias selaku pemilik perusahaan itu, dan juga putra kelahiran Desa Sungai Selari, untuk turun tangan dan langsung memberikan solusi yang diharapkan masyarakat," tegas Ismail, Ahad (25/10).

Dikatakan Ismail, masyarakat Pakning saat ini mengharapkan Martias turun gunung dan mencurahkan kepeduliannya demi menyelesaikan persoalan untuk warga 6 Desa di Kecamatan Bukit Batu. "Kita mendesak perhatian Pak Martias, karena beliau asli kelahiran daerah ini, tidak mungkin beliau memandang sebelah mata masyarakat kampungnya. Kita sudah tidak percaya lagi dengan managemen PT SDA yang tak bisa memberikan keputusan apa-apa," ujar Ismail.

Ancam Blokir Jalan PT.SDA
Sementara itu 6 Kepala Desa mengancam akan memblokir jalan keluar PT. SDA yang berlokasi di Kampung Baru Kelurahan Sungai Pakning. Apalagi jalan itu sebagai satu-satunya akses keluar PT. SDA dalam mendistribusikan hasil panen kebun sawitnya.

Seperti yang disampaikan Kepala Desa Sejangat Rahmat Irwandi SE, dia mengecam keras sikap managemen PT. SDA yang sampai hari ini tidak melaksanakan komitmen bersama dalam hal pembagian hasil plasma kebun kelapa sawit untuk masyarakat. "Mereka sudah panen sejak tahun 2014, tapi hingga akhir 2015 ini bagian masyarakat yang dalam MoU-nya 25 persen dari keseluruhan perkebunan tak kunjung diberikan. Kami bersepakat dalam waktu dekat akan memblokir jalan keluar PT. SDA jika tidak ada solusi," ujar Rahmat Iwandi.

Hal senada disampaikan Kepala Desa Sungai Selari Hendri, menurutnya PT SDA sudah menunjukkan arogansinya selama bertahun-tahun di hadapan masyarakat, akan tetapi hak masyarakat tidak mereka penuhi. "Benar akan kita blokir jalan keluar PT. SDA jika dalam sepekan ke depan mereka tidak memberikan solusi bagi masyarakat, managemen perusahaan itu tidak bergeming dan tak peduli dengan masyarakat, padahal setiap hari truk-truk pembawa hasil panen sawitnya melewati jalan raya dan dilihat oleh masyarakat kita," katanya.

Kades Sungai Selari juga mendukung desakan Ketua Koperasi BBDM agar Martias Sang Owner PT. SDA untuk turun tangan menyelesaikan persoalan ini. "Kita juga meminta Pak Martias selaku putra kelahiran Desa Sungai Selari ini, untuk peduli dengan masyarakat daerah kelahirannya. Selain itu kita juga meminta Pak Martias mengevaluasi segera managemen yang tidak menunjukkan kepedulian apapun terhadap masyarakat," imbuh Hendri.

Sementara itu salah seorang Manager PT. SDA, Hartono dikonfirmasi via selulernya belum bersedia menjawab. (afa)