Anggota DPRD DPO Pelesiran ke Luar Negeri.

Sabtu, 24 Oktober 2015

PEKANBARU-riautribune: Ratusan massa yang terdiri dari dosen dan mahasiswa melakukan aksi menuntut pemerintah bertindak cepat mengatasi bencana kabut asap yang melanda Riau Jumat (23/10). Di tengah aksi ini, ada pemandangan cukup menarik yang muncul dari iring-iringan para pendemo. Beberapa pendemo terlihat memegang selebaran bertuliskan "DPO Anggota DPRD Provinsi Riau". Selebaran itu sebagai bentuk keperihatinan mereka terhadap wakil rakyat yang tidak memahami kesedihan warganya.

Para pendemo menyebut wakil rakyat lari dari tanggung jawab dan meninggalkan masyarakat Riau dalam kelemasan kabut asap. Karena itu, saat ini para wakil rakyat yang dikabarkan sedang berbondong-bondong keluar negeri itu, dimasukkan ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh pendemo tersebut.

Seperti misalnya selebaran yang dipegang Atika Juwita, salah seorang massa dari elemen mahasiswa yang tergabung dalam BEM se-Riau. Mahasiswi ini terlihat membentangkan secarik kertas yang bertuliskan "Dicari Anggota DPRD Riau yang Kabur ke London". Atika mengutuk tindakan wakil rakyat tersebut yang dianggapnya tidak memiliki empati dalam kondisi musibah asap saat ini. "Sungguh keterlaluan, di tengah masyarakat sedang menderita oleh kabut asap, wakil rakyat malah enak-enak keluar negeri. Sebagai wakil rakyat, anggota DPRD Riau mestinya memiliki empati yang tinggi terhadap kesusahan rakyat," kesalnya.

Bahkan lanjut Atika, kalau alasan ingin studi banding untuk penanganan bencana kebakaran, tidak perlu pergi jauh-jauh ke London. "Ayo kita bersama-sama melakukan pencegahan, yang dibutuhkan sekarang adalah keseriusan semua pihak. Di UR saja ada pakar sensor pendeteksi asap, Dr. Lazuardi di Jurusan Fisika yang sering diundang ke Jerman dan Prancis. Rasanya beliau bisa diajak diskusi, jika memang wakil rakyat serius ingin mendalami soal itu. Untuk apa sampai ke London dengan biaya besar dan tidak akan maksimal berdiskusi dengan pakar di sana," ujar Atika dengan nada geram.

Pendemo lain, Nelda juga mengaku cukup gerah dengan ulah para wakil rakyat tersebut. "Kita dengar bulan ini aja, sudah sering anggota dewan terbang keluar negeri sembunyi-sembunyi dengan alasannya studi banding. Studi banding itu terkesan hanya modus belaka. Anggota dewan yang ke Swis apa hasil yang dibawanya. Kenapa dana untuk itu tidak digunakan buat masyarakat membeli tabung oksigen misalnya, agar tidak lemas menghirup asap dan korban berjatuhan," kata Nelda.

Di sisi lain, salah seorang aktor pendemo yang juga dosen Fisip UR, Saiman Pakpahan, SIP, M.Si, menilai, perilaku anggota DPRD yang tega "plesiran" ke luar negeri di tengah musibah asap yang melanda Riau ini memang sangat sadis. "Mereka itu banal, sudah tidak lagi melihat penderitaan rakyatnya. Mengutip statemen yang pernah muncul dari salah seorang tokoh Riau di acara ILC TV ONE tentang asap beberapa waktu lalu, "memang tak berhotak". Wajar kalimat seperti itu muncul mengingat perilaku banal wakil rakyat itu," ucap dosen muda yang juga pengamat politik Riau ini. (ehm)