Ketua DPR Minta Kemenkeu dan BI Antisipasi Gejolak Rupiah

Kamis, 26 April 2018

Jakarta - Riautribune:Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) mampu menyiapkan langkah-langkah antisipatif demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Hal itu dimaksudkan untuk membuat pergerakan kurs kembali normal. Berdasarkan data BI, kurs dolar AS mendekati angka Rp14.000 atau persisnya Rp13.970.

Bamsoet, sapaan akrab Ketua DPR RI itu, mengingatkan berbagai aspek yang mempengaruhi kurs rupiah harus terus dipantau. “Mengingat stabilitas nilai tukar menjadi suatu hal yang penting, terutama karena akan ada peningkatan konsumsi kebutuhan bahan pokok menjelang Ramadhan,” ujar Bamsoet di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Selain itu, Bamsoet juga meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN untuk terus melakukan efisiensi di tengah pelemahan rupiah saat ini. Dia mengharapkan pelemahan nilai tukar rupiah tak berimbas kepada kenaikan tarif dasar listrik.

“Karena pemerintah sudah berjanji bahwa tarif listrik tidak akan mengalami kenaikan hingga 2019,” tegas politisi Partai Golkar itu. Ia juga mengimbau pemerintah untuk mengangkat kurs rupiah dengan mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera memberikan insentif ekspor.

“Tujuannya untuk mendapatkan surplus perdagangan serta mengurangi neraca keseimbangan primer negatif,” cetusnya. Saran lain dari Bamsoet ialah memacu kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam menarik investasi.

Menurutnya, BKPM harus proaktif melakukan hubungan kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara-negara maju serta mengundang para pengusaha untuk dapat menanamkan modalnya di Indonesia. “Ini demi meningkatkan investasi,” pungkas Bamsoet. (dpr)