Lie: "Perusahaan Harus Manusiawi"

Sabtu, 31 Maret 2018

Berikut Gambar permintaan yang tinggi dari Pelanggan Go-Car di Pekanbaru

PEKANBARU-riautribune: Tidak beroperasinya sejumlah driver Go-Car sebagai bentuk kompalain para pekerja atas kebijakkan PT Kreasi Anak Bangsa untuk wilayah Riau khususnya Kota Pekanbaru yang menaikkan target 18 order maksimal sehari, dianggap oleh akademisi Riau Lie Othman,SPi,MSi sebagai sebuah kebijakkan yang penuh kesewenangan, Jumat (30/3) ketika dimintai tanggapan oleh media di Riau
  "Disini kita bisa melihat ada sebuah kelemahan dari sistem perusahaan online. Bahwa mereka tidak mampu menghadirkan layanan transportasi yang menjaga ritme konstinuitas layanan. Perlu diingat, bahwa inti dari bisnis transportasi itu adalah kesiapan dalam melayani kebutuhan yang berkelanjutan, begitu konsumennya menaruh hati, cocok, dan merasa terlayani, mereka akan menjadikan itu sebagai pilihan itu. Namun, ketika itu tidak dijaga, muncul aspek sosiologis yang kemudian mengantarkan mereka pada lini ketidak percayaan. Hal inilah yang kemudian terlihat dari fenomena hadirnya transportasi online di Pekanbaru, warga yang sudah nyaman dengan berlangganan, akhirnya terganggu dengan pristiwa seperti ini. Inilah yang kemudian kami nilai sebagai sebuah kelemahan terbesar dari bisnis transpotasi online,"Ucap Lie Othman,SPi,MSi akademisi asal Universitas Riau yang juga penstudi ilmu administrasi niaga.
  Lebih lanjut, Lie menuturkan sistem yang dibangun oleh PT Kreasi Anak Bangsa atau GO-car telah menunjukkan bahwa komputeris telah mematikan kebijakkan yang manusiawi dari pihak perusahaan, harusnya meskipun mengkedepan sistem yang lebih high tech sisi kemanusian juga tetap dijaga.
  "Harusnya perusahaan melakukan survei terlebih dahulu, apakah menaikkan target itu sesuai dengan kemampuan driver?, bagaimana medan lalu lintas di Pekanbaru, seperti apa penghasilan yang diperoleh oleh driver, inilah yang harusnya melalui visibility study. Jika PT Kreasi Anak Bangsa tidak memiliki support tersebut, toh ada pihak ketiga, konsultan, ada labor penelitian sosial yang dimiliki oleh kampus-kampus yang ada di Riau ini. Melalui wadah diskusi dan penelitian bersama tentulah hal ini bisa terjawab sesuai dengan akar persoalan. Jadi tidak ada yang sulit sebenarnya,"Ucap kandidat doktor Universitas Padjajaran ini.
  Meskipun demikian Lie juga menuturkan akan lebih baik ada komunikasi antara pihak perusahaan dengan perwakilan driver Go Car Riau, sehingga tidak mengorbankan konsumen. Disisi lain, driver adalah aset dan mitranya perusahaan yang harus dijaga dan diberikan pemahaman yang bijak.
  "Dampaknya bisa besar, kita malu dengan perusahaan asing yang lebih siap. Kedua, Indonesia sudah akan memasuki pasar ASEAN, jangan karena emosi sesaat kemudian kita kalah dengan perusahaan-perusahaan negara tetangga yang sebentar lagi akan menjadikan Indonesia khususnya Riau sebagai market potensial mereka, sehingga menyisihkan perusahaan dalam negeri sendiri,"Ucap Lie mengingatkan. (Ehm)