Rakyat Riau 5-10 Tahun Lagi, Banyak yang Akan Terkena Kanker Paru

Jumat, 09 Oktober 2015

Kiri ke kanan Dr.Syawal Syatibi Peneliti Fakultas Teknik Universitas Riau,Arifudin Fakultas pertanian

PEKANBARU-riautribune: Pernyataan dosen muda dari Fakultas Keperawatan Universitas Riau Ners. Ari Pristiana Dewi, M.Kep cukup membuat jurnalis yang hadir dalam aksi Forum Dosen Muda Riau terkejut. Betapa tidak, asap yang selama ini disebutkan Dinas Kesehatan Provinsi Riau masih belum berbahaya, ternyata berdasarkan hasil penelitian, akan mengendap dalam tubuh. Sehingga dampaknya 5 sampai 10 tahun ke depan bisa menjadi penyebab kanker paru.

"Hari ini tubuh kita memang masih imun, karena didukung oleh stamina dan daya tahan tubuh yang cukup tinggi. Tapi siapa yang akan menjamin di saat penambahan usia, justru asap yang kita hirup ini menjadi cikal bakal bibit penyakit kanker yang akhirnya mengantarkan kita mengalami penyakit komplikasi lainnya. Asap yang terhirup, memang akan tersimpan di dalam tubuh, tetapi ketika mengendap, banyak penyakit yang akan lahir," ujar Ari kepada sejumlah wartawan yang hadir.

Ari juga menegaskan, ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Kemenkes RI itu. "Ibu Menkes bisa saja bilang bahwa masih belum diperlukan masker N95. Karena mereka tidak berada di Riau saat kabut asap sudah mengurung negeri ini. Ibu Menkes juga tidak merasakan penderitaan rakyat Riau yang sudah berhari-bari tidak bisa menghirup udara segar," tegas Ari Pristiana.

Sementara itu Marhadi, SE, MSi, dosen muda dari Fakultas Ekonomi menuturkan, besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh bencana asap ini. "Dari sisi ratusan penerbangan yang dibatalkan, kerugian ekonomi nilainya sudah mencapai Rp22 triliun. Contoh sederhana, sebagai pekerja harian, porter di bandara dan pelabuhan tidak bisa lagi menjalankan pekerjaannya. Ini sudah ratusan juta dampak transaksi ekonomi tidak bisa berjalan," urai Marhadi.

Jika pemerintah daerah berpikir, harusnya lahir program-program yang cukup menyentuh masyarakat di tengah bencana asap saat ini. "Pemprov harus meluncurkan bantuan modal usaha bagi mereka. Bencana asap ini telah memiskinkan dan melumpuhkan perekonomian keluarga mereka. Membuat mereka kehidupannya kian terjepit dan sulit. Ditambah lagi di tengah ekonomi nasional yang porakporanda sekarang ini," kata Marhadi. (ehm)