DPR Apresiasi Jabar Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan

Jumat, 02 Februari 2018

JAKARTA - Riautribune: Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah berhasil menurunkan angka kemiskinan. "Ini menjadi catatan yang saya apresiasi, karena di tempat lain kita saksikan angka kemiskinan bertambah," katanya usai pertemuan memimpin pertemuan Tim Komisi XI dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, BI, OJK, dan perbankan. di Kantor Bank Indonesia, Bandung, Kamis (01/2/2018).

Hal yang senada disampaikan anggota Komisi XI Ahmad Najib Qodratullah. Ia memberikan apresiasi atas prestasi kerja Gubernur Jawa Barat yang bisa menurunkan angka kemiskinan, "Kita tidak berbicara besar atau kecilnya, dengan bisa menurunkan saja bagi saya itu luar biasa sulitnya, artinya saya harus secara fair menilai itu prestasi kerja Gubernur," ungkap Politisi F-PAN itu.

Selanjutnya ia menyampaikan, dari beberapa kali kunjungannya ke Provinsi Jawa Barat, ia melihat daerah ini memiliki kemajuan yang cukup besar berdasarkan dari berbagai laporan yang diterima terutama dari Tim Inflasi Pengendali Daerah.

“Bahwa kita melihat pertumbuhan ekonomi yang cukup positif dan kemudian sebaran-sebaran perekonomian yang cukup merata dan diliat dari angka di atas rata-rata dibandingkan dengan provinsi lain,” pujinya Berdasarkan data BPS Januari 2018 Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan Jawa Barat yang meliputi 7 kota, yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya mengalami kenaikan indeks.

Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,88 di Desember 2017 menjadi 129,94 di Januari 2018 dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,83 persen. Adapun data penurunan kemiskinan yang dirilis Badan Pusat Stastistik (BPS) yakni angka kemiskinan berhasil turun 0,08 persen.

Dimana jumlah penduduk miskin yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan sama dengan setara Rp 354.679. Di Provinsi Jawa Barat pada September 2017 sebesar 3,77 juta jiwa (7,83 persen), terjadi penurunan signifikan jika dibandingkan dengan kondisi maret 2017 dan September 2016 yang masing-masing tercatat 4,17 juta jiwa (8,71 persen) dan 4,17 juta jiwa (8,72 persen). (dpr)