Dilarang Jakarta, Pemuda Muhammadiyah Riau Batal Minta Tolong ke Malaysia

Senin, 05 Oktober 2015

Bencana kabut asap yang menyelimuti wilayah Pekanbaru

PEKANBARU-riautribune: Terkait rencana keberangkatan Pemuda Muhammadiyah Provinsi Riau menjumpai Perdana Menteri Malaysia meminta bantuan melenyapkan bencana kabut asap yang melanda Provinsi Riau, Sumatera dan Kalimantan, ternyata menjadi perhatian banyak pihak. Wacana tersebut direspon berbagai kalangan tak terkecuali pemerintah pusat dan petinggi Muhammadiyah di Jakarta.

Setelah sempat tertunda karena masalah administratif, semestinya tiga orang utusan Pemuda Muhamaddiyah Riau tersebut berangkat Ahad (4/10) kemarin. Namun, rencana keberangkatan tersebut terpaksa dibatalkan kembali. Kali ini bukan lagi masalah administrasi yang jadi penghalang, akan tetapi Pengurus Pusat Muhammadiyah di Jakarta dengan tegas melarang keberangkatan tiga pemuda yang juga dosen komunikasi di Universitas Muhammadiyah Riau tersebut melanjutkan niatnya.

Tiga pemuda Muhammadiyah Riau yang terdiri dari Jayus Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Kesehatan, Infa Wilindaya Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Assyari Abdullah sebagai Anggota sudah merencanakan keberangkatan mereka semaksimal mungkin. Ikhwal pelarangan keberangkatan disampaikan langsung Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'thi melalui Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Riau. Hal ini diamini Drs. H. Raja Ramli Ibrahim selaku Ketua Pimpinan Wilayah di komplek Muhammadiyah Riau Sukajadi.

“Benar, kemaren kita sudah mengkomunikasikan dengan PP Muhammadiyah, PP Muhammadiyah menyarankan kita untuk mengurungkan niat menjumpai Perdana Menteri Malaysia terkait bencana kabut asap. Akan tetapi PP Muhammadiyah mempersilakan menggunakan cara lain yaitu dengan mengirimkan surat untuk meminta pemadaman dan bantuan kemanusiaan,” tutur Raja.

Terpisah, Jon Hendri Hasan, Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Riau juga mengatakan hal yang sama ketika dikonfirmasi. “Iya benar pimpinan pusat telah berkomunikasi dengan pimpinan wilayah Provinsi Riau, yang intinya menyarankan tidak berangkat,” kata Jon.

Sementara itu, Jayus selaku Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Kesehatan Masyarakat, menyampaikan bahwa ia kecewa dengan keadaan ini dan dia harus membatalkan keberangkatan tim untuk meminta bantuan ke PM Malaysia terkait kabut asap yang melanda Provinsi Riau dan Provinsi tentangga lainnya.

“Iya, kita sudah mendapatkan informasi tersebut, PP Muhammadiyah menyarankan kita tidak berangkat, kita sami’na wa ato’na (ikut dan patuh, red) saja, kita akan melakukan langkah-langkah lain."

Jayus sangat menghormati keputusan itu, dan ia akan berupaya melakukan upaya lain yang strategis untuk merespon bencana kabut asap ini. Ia menambahkan, mereka bertiga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Riau yang menaruh harapan besar terhadap langkah tersebut. “Kami bertiga meminta maaf kepada seluruh masyarakat, karena tidak jadi berangkat. Tapi kita tidak berhenti disini, kita masih melakukan upaya-upaya lain, kami mohon doa restu dari seluruh masyarakat," katanya.

Jayus, Infa Wilindaya dan Assyari Abdullah juga mengupayakan pertemuan Pemuda Muhammadiyah se-Sumatera di Pekanbaru, Riau. Ia melemparkan wacana “Berjamaah Melawan Asap” dalam pertemuan yang diagendakan dalam waktu dekat. "Selain itu kita merangsang kader Pemuda Muhammadiyah menyampaikan opini menggunakan media massa dan sosial media sebagai bagian dari Berjamaah Melawan Asap," terusnya. (rls/ops)