Bupati Kampar Tetap Terobos Menuju Desa Terisolir

Selasa, 02 Januari 2018

PANGKALAN SERAI - riautribune : Bupati Kampar Azis Zaenal didampingi Assisten II dan beberapa  Kepala OPD mengarungi derasnya arus sungai Subayang yang tengah meluap tinggi di tengah tingginya intensitas hujan di Hulu Kabupaten Kampar dari tanggal 30-31 Desember dengan bermalam di Desa Aur Kuning dan paginya dilanjutkan menuju desa Pangkalan Serai, Ahad (31/12/2017).
 
Dengan meluapnya sungai Subayang maka dapat dipastikan arus yang cukup deras membuat sampan kecil yang biasa digunakan masyarakat sekitar yang biasanya disebut Piau yang menggunakan mesin boat 15 PK dengan kapasitas 8 penumpang dan 5 penumpang jika kondisi air meluap, ada juga sampan yang berukuran kecil menggunakan mesin robin namun hanya dapat diisi 2-3 penumpang ketika air sungai meluap.
 
Hal ini tidak mengurungkan niat Azis untuk menjumpai masyarakat desa yang tinggal dalam kawasan hutan lindung tersebut, walaupun sampan yang ditumpanginya sempat diterjang arus sungai dan membuat Bupati Kampar ini basah kuyup akibat air sungai yang masuk ke sampan dan juga derasnya hujan saat itu. 
 
Dalam dialognya dengan masyarakat di 9 desa yang terisolir tersebut, Azis mengaku sangat ingin memberikan sebuah modal transportasi yang layak dan nyaman bagi masyarakat.
 
"Waktu di dalam perjalanan dengan kondisi yang ada saat ini awalnya saya sangat ingin menyediakan Kapal Feri untuk membawa penumpang dari Gema hingga ke Desa Pangkalan Serai, minimal 4 Kapal Feri untuk semua masyarakat 9 desa di Kampar Kiri Hulu ini," ungkap Azis.
 
Namun kenyataannya, setelah mendapat penjelasan dari para kepala desa yang ikut mendampingi, harapan Azis untuk menyediakan moda transportasi Kapal Feri tersebut sirna, karena dari penjelasan kepala desa bahwa kapal feri hanya dapat digunakan bila kondisi sungai dalam seperti saat ini, namun bila air sungai kembali dangkal sangat tidak mungkin menggunakan kapal besar karena tinggi air sungai hanya beberapa Centimeter hingga satu setengah meter dari dasar sungai yang dasarnya adalah batu-batuan. 
 
"Tolong berikan saya solusi untuk masyarakat desa kita disi agar mudah dalam hal bertransportasi, disinilah masyarakat dan kepala desa serta ninik mamak harus sepakat untuk membuat jalan setapak sebagai penghubung desa dan melakukan pemeliharaan jalan yang ada namun dengan tidak menambah lebar jalan karena ini adalah kawasan hutan lindung," ungkap Azis.
 
Hal tersebut diungkapkan Azis dalam setiap dialog dengan masyarakat desa karena cara tersebut adalah salah satunya cara agar masyarakat desa dapat saling terhubung dan mempermudah akses bagi masyarakat dan anak - anak untuk menuju ke sekolah.(drc)