Ibas Respon Tudingan PDIP Bahwa Demokrat Partai Outsorching

Senin, 27 November 2017

PEKANBARU-riautribune: Keputusan Partai Demokrat menarik kader PDIP, Emil Dardak, menjadi pendamping Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim, memicu ketegangan antara PDIP dan Demokrat. PDIP menganggap Demokrat adalah partai outsourching karena membajak kader partai lain. 
Lantas apa tanggapan Demokrat? 


Ketua Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, menyatakan rekrutmen partai lain itu bisa dilakukan dengan cara apapun, termasuk proses kaderisasi melalui pelatihan dan rekrutmen secara terbuka. 
"Saya pikir rekrutmen partai itu sah-sah saja ya. Semua partai dari masa ke masa akan melakukan proses kaderisasi, melakukan proses rekrutmen, baik terbuka atau melalui pelatihan‎-pelatihan yang diperuntukan untuk kader-kader mereka yang sudah lama berproses. Jadi terbuka saja," ujar Ibas, sapaan akrab Edhie Baskoro, di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (27/11).

Menurut Ibas, negara memerlukan sosok pemimpin yang dapat memajukan daerah dan hal itu sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat. Maka, partai mana pun akan melakukan hal yang sama dengan memberikan kesempatan pada sosok tersebut. 
Jadi, ia tak sependapat apabila dikatakan Demokrat membajak kader partai lain untuk diusung menjadi kandidat. "Ketika bangsa, atau daerah membutuhkan sosok pemimpin yang diinginkan sesuai dengan aspirasi harapan kemudian partai memberikan kesempatan, tidak hanya Demokrat saya pikir hampir semua partai demikian," pungkasnya. 

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyesalkan sikap dari Ketum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono yang membajak Emil Dardak untuk menjadi cawagub Khofifah. Menurut Hasto, SBY menjalankan strategi ''outsourcing'' lantaran mengalami krisis kader muda di Partai Demokrat.
“Dalam kapasitas Pak SBY sebagai ahli strategi, pilihan jalan pintas saat ini memang merekrut tokoh di luar partai. Termasuk anggota partai lain itu menjadi opsi utamanya karena Demokrat memiliki beberapa kendala untuk menghasilkan kepemimpinan muda pasca berbagai persoalan yang menimpa kader muda mereka. Seperti apa yang dialami dengan Andi Malarangeng, Nazaruddin, Choel Malarangeng, Anas Urbaningrum, dan lain-lain,” kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (23/11).
“Partai tidak pernah terpancing dengan jurus Pak SBY, karena kami percaya pada mekanisme kaderisasi Partai,"