Kanal

Mendikbud Tanggapi Kasus Obat PCC di Kendari

JAKARTA - riautribune : Menteri Pendidikan dan Kebudayan Muhadjir Effendy merespon cepat kasus terjadinya seorang pelajar tewas dan 42 orang dirawat di rumah sakit jiwa dan beberapa rumah sakit lain, akibat meminum obat PCC (Paracetamol Caffein Carisoprodol) yang terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara. Salah satu langkah yang dilakukannya adalah meminta penguatan penjagaan di wilayah perbatasan.

"Barang (narkoba) itu masuknya dari tetangga kita lah," ujar Muhadjir saat dicegat setelah mengikuti peresmian gedung baru Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Kamis, 14 September 2017.

Puluhan pelajar yang menjadi korban akibat PCC mengalami gejala seperti wajahnya memerah, mencak-mencak dan berhalusinasi. Itulah kenapa 30 di antaranya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Kendari untuk mendapatkan pertolongan segera.

Menurut Muhadjir, penguatan di perbatasan antar negara dan wilayah perlu diperkuat karena ternyata masih banyak lubang di perbatasan itu. Lubang yang dimaksud adalah jalan tikus.


Nah, jalan tikus itu, kata Muhadjir, yang digunakan untuk memasok PCC ke Kendari. Kalau lubang itu sampai tidak ditambal, ia takut narkotika makin mudah masuk ke Indonesia dan menyerang pelajar lagi.

"Yang berjaga di perbatasan sudsh kerja keras. Tapi, karena saking banyaknya jalan tikus yang panjangnya sekian ratus kilometer, itu memang merepotkan," ujar Muhadjir. Beberapa perbatasan yang harus diwaspadai, ia menambahkan, adalah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara.

Muhadjir mengatakan bahwa penguatan perbatasan bukan wewenangnya. Namun, ia merasa perlu mendorong penguatan di sana. Karena itu, ia mengumpulkan informasi dari kepala-kepala daerah yang lokasinya rawan jalan tikus kemudian menyampaikannya kepada Penegak Hukum.

"Saya sudah diskusi panjang dengan gubernur-gubernur di wilayah perbatasan. Memang drug traficking sangat sangat intensif. Karena itu, saya mohon ada perhatian," ujar Muhadjir.(tmpo)
 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER