Kanal

Akademisi UR Latih Penduduk Perihal Deteksi Potensi Kebakaran

PEKANBARU, riautribune: Empat peneliti Universitas Riau mencoba membangunan pemahaman masyarakat melalui keilmuan yang dimilikinya, terutama pentingnya deteksi dini menghadapi persoalan kebakaran hutan. Adalah Dr.Yanuar Hamzah, MSi, Prof. Dr. Firdaus LN, M.Si, Dr-Ing. Lazuardi Umar, M.Si, M.Mardhiansyah, S.Hut., M.Sc. Kepada wartawan ketua peneliti, Dr Yanuar menuturkan bahwa mereka mendedahkan perihal konsep fuel-moisture content biomass, indikator suhu, kelembaban dan tinggi muka air tanah. Keilmuan ini disampaikan sederhana, mudah dipahami, sehingga bisa dipraktekkan masyarakat dalam keseharian.

  “Kami ingin mengajak masyarakat terlibat bersama, dengan memberikan pemahaman, di Riau yang cukup pelik proses pemadaman kebakaran hutan pada lahan gambut. Kebakaran gambut memiliki karakteristik yang unik, jadi intinya, pahami karakter gambut itu,”Ucap Yanuar saat menyampaikan pemahaman konsep konsep fuel-moisture content biomass, indikator suhu, kelembaban dan tinggi muka air tanah di hadapan, masyarakat Desa Api-api Kecamatan Bandar Laksemana Bengkalis, Selasa (29/8).

  Pada media Yanuar yang didampingi Prof. Dr. Firdaus LN, M.Si bidang Ekofisiologi Tumbuhan, Dr Lazuardi bidang instrumentasi, M.Mardhiansyah, S.Hut., M.Sc menuturkan bahwa, Fuel-moisture content biomass adalah ukuran tingkat kelembaban serasah yang merupakan bahan penyusun gambut.

  “Jadi semakin rendah kelembaban serasah, maka semakin tinggi potensinya sebagai bahan bakar, yang selanjutnya jika didukung oleh suhu yang tinggi dan kelembaban yang rendah maka potensi terjadinya kebakaran akan semakin tinggi. Tinggi muka air tanah gambut sangat berperan dalam menjaga kelembaban serasah. Jati intinya pamahami karakter medan yang akan dipadamkan,”Ucap Prof Firdaus LN,MSi

Sementara itu Dr.Lazuardi kepada media menuturkan bahwa dalam acara ini, masyarakat diedukasi, bagaimana memahami  prilaku kebakaran, memahami segitiga api, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku kebakaran.

“Kami juga sedikit menjelaskan tentangf aturan yang berlaku serta berbagai pendekatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan gambut. Harapan kami kalangan akademisi tentunya lahirkan kesadaran masyarakat untuk bersikap, menjaga lingkungan, mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut di lingkungannya.

  Terakhir menutup pembincangan dengan media, Mardiansyah mengutarakan bahwa penanganan kebakaran hutan dan lahan gambut harus didukung oleh kontribusi banyak pihak dan pendekatan dari berbagai pengetahuan.

 

 “Kolaborasi lintas ilmu dan lintas sektor diperlukan untuk keterpaduan gerak langkah membebaskan masyarakat dari derita kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan. Kegiatan yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari kolaborasi upaya gerak langkah untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Kegiatan pembinaan masyarakat tersebut difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Univerisitas Riau,”Ucap M.Mardhiansyah, S.Hut., M.Sc

   Kegiatan tersebut dihadiri oleh tokoh masyarakat dan perwakilan pemuda, Kelompok Masyarakat Peduli Api Desa Api-api. serta mahasiswa Kukerta Universitas Riau TA 2016/2017 Desa Api-api yang diketuai oleh Aditya Pranata (mahasiswa FPIK UR) dengan Dosen Pembimbing Dr. Sigit Sutikno (Dosen FT UR).

Dari pantauan peserta sangat antusias mengikuti acara yang terlihat dari respon dan keaktifan peserta yang sangat tinggi selama pelaksanaan acara. Selain sosialisasi memberikan pemahaman kepada masyarakat di dalam ruangan, juga dilakukan kegiatan diluar lapangan berupa pemantauan kondisi lapangan dan demonstrasi sampel instrumen yang dapat digunakan untuk memberikan informasi deteksi dini potensi terjadinya kebakaran. Kegiatan tersebut juga diikuti dengan pendampingan dan pembinaan agar tujuan dan sasaran dari kegiatan tersebut dapat tercapai sesuai harapan. Kecamatan Bandar Laksemana merupakan pemekaran dari Kecamatan Bukit Batu.

 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER