Kanal

Dikirimi Asap dari Sumatera, Singapura Kecam Pejabat Indonesia

SINGAPURA-riautribune: Akhirnya, kabut asap kiriman dari Sumatera mulai menyelimuti negeri Singa. Kedatangan kabut asap yang cukup tebal itu, mulai mengganggu aktivitas warga negeri jiran itu. Kegiatan sekolah-sekolah mulai ditutup, tersebab asap semakin hari semakin tidak sehat. Indeks Standar Pencemaran Udara pun mencapai 341, tertinggi sepanjang tahun ini

Terhadap kondisi seperti itu, pemerintah Singapura pun mulai meradang. Singapura mulai secara terbuka menyatakan rasa marahnya karena kabut asap tebal menyelimuti negara kota itu. Menteri Luar Negeri Singapura K. Shanmugam sebagaimana dilansir BBC pada Kamis malam menyatakan bahwa Indonesia menunjukkan perilaku yang "sangat tidak memikirkan keselamatan warga kami, dan warga mereka sendiri".

Kabut asap disebabkan kebakaran hutan dan lahan yang digunakan membersihkan lahan agar siap ditanami kelapa sawit dan karet. Masalah tahunan ini menyebabkan tingkat polusi di kawasan terus naik dalam beberapa pekan terakhir. Indeks Standar yang melebihi 300 sudah termasuk berbahaya bagi kesehatan.

Indonesia sudah berulang kali mengatakan telah mengambil langkah-langkah mencegah pembakaran hutan secara ilegal. Selain mengirim satuan pemadam Manggala Agni di Sumatera dan Kalimantan, pemerintah juga menyelidiki 11 perusahaan sebagai tersangka pembakar hutan dan lahan.

Namun lewat akun facebook, Shanmugam mengatan, "Kami mendengar pernyataan-pernyataan mengagetkan, di tingkat pejabat senior dari Indonesia," dan mengatakan bahwa di beberapa wilayah Indonesia, Indeks Standar Pencemaran sudah mencapai hampir 2.000.

Singapura membagikan masker gratis untuk warga lanjut usia dan kelompok rentan. "Bagaimana bisa, seorang pejabat senior pemerintahan mengeluarkan pernyataan seperti itu, tanpa kesadaran atas nyawa masyarakatnya, atau warga kami, dan tanpa rasa malu, atau rasa tanggung jawab?"

Shanmugam tak menyebut nama pejabat tersebut, tapi Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah membuat marah beberapa orang karena dalam beberapa pekan terakhir mengatakan bahwa negara tetangga Indonesia harus bersyukur karena 11 bulan sudah mendapat udara bersih.

Indonesia dan Singapura menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara atau Pollutants Standards Index (PSI) untuk mengukur kualitas udara, sementara Malaysia menggunakan Indeks Pencemaran Udara atau Air Pollutants Index (API). Dalam dua indeks tersebut, angka di atas 100 tergolong tidak sehat dan di atas 300 termasuk berbahaya.(bbc/ops)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER