Kanal

Delegasi UKM Riau Panen Besar

NANNING-riautribune: Provinsi Riau melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan, memfasilitasi berbagai produk Usaha Kecil Menengah (UKM) daerah ini tampil di "China Asean Expo 2015". Pameran yang digelar di pusat Kota Nanning, Provinsi Guangxi, China 18 hingga 22 September itu, dipenuhi lebih kurang 11 ribu pengunjung setiap hari.

Kehadiran peserta dari Provinsi Riau bisa disebut "langkah kanan" dan sukses besar. Pasalnya, beberapa produk UKM yang dibawa habis terjual diserbu pembeli antara lain, lukisan sulam pita, kombinasi rajut belacu dan quitting, madu dan cinnamon, kopi luwak, tenunan siak, batik Riau, mie sagu, minyak goreng sawit, batu akik Kuantan Singingi, mebel akar, pisang salai, lempuk durian, kerupuk lado dan beberapa jenis kerajinan tangan lainnya.

Menurut Hj. Mursidah yang memboyong kain tenunan Siak, dia tidak menyangka, kain dengan corak warna warni itu ludes terjual dalam tempo dua hari. "Saya memang tak membawa banyak. Hanya tiga kardus besar. Tapi justru saya panen besar di China," katanya sambil tersenyum renyah.

Wanita 60-an tahun ini, dalam pameran tersebut membawa dua orang pengerajin tenun asal Siak, yang langsung mempertunjukkan cara dan keahliannya menenun. "Mungkin karena cara menenunnya unik, masyarakat Nanning tertarik dan ada juga satu pembeli yang memborong sampai dua lusin," tambah pengusaha kecil dari Rumah tenun Wan Fitri ini.

Lain lagi cerita Aulia Tenola yang membawa madu lebah yang berasal dari Kabupaten  Kampar, Indragiri Hulu dan Pelalawan. Pada hari kedua pameran, seluruh dagangannya ludes tak bersisa. "Sayang saya hanya bawa 500 botol. Awalnya saya hanya mau uji coba saja membawa madu ke China. Ternyata, banyak permintaan. Ke depan saya akan coba memasarkan lebih banyak lagi. Saya akan bawa teman-teman pengusaha madu lebah lainnya di Riau," jelasnya.

Begitu juga cerita Noer Pangripto yang membawa Batik Riau. Nama kain batik, sudah lama dikenal warga China. "Mereka pikir semua batik itu sama dan semuanya berasal dari Indonesia. Jadi saya tidak terlalu susah menjualnya. Cuman mumpung ada tempat promosinya, saya bilang bahwa dari semua batik di Indonesia, batik Riau paling terkenal. Hahahahaha," ujarnya tertawa ngakak.

Pengusaha mie sohun sagu dan tepung Hunkwe, Tjuan An, asal Selatpanjang, Kepulauan Meranti, lain pula kisahnya. Tjuan An yang bisa berbahasa Mandarin, serasa pulang kampung ke China. Menurutnya, pada hari pertama pameran, mie sagunya justru sudah habis terjual. Ke depan katanya, dia akan mengekspor mie sagu dalam jumlah besar. "Saya sudah tahu caranya dan di Nanning ini sudah ada yang mau jadi agennya," terang laki-laki yang suka bercanda ini.

Areal pameran yang tidak pernah sepi pembeli, juga dialami Rusmansyah yang membawa komoditi batu akik. Batu-batu yang dibawa dan diasahnya menjadi cincin dan kalung dijual dengan harga bervariasi, mulai dari 200 yuan (kurs rupiah, 1 yuan setara Rp.2.226, sampai 15.000 yuan atau lebih kurang 30 juta rupiah per batu cincin. "Saya jual batu lumut dan fosil asal Kuansing antara 200 yuan hingga 500 yuan perbuah. Tapi kalau batu Bacan saya jual seharga Rp.30 juta dan laku," ujarnya.

Sayangnya, Rusmansyah juga sempat kehilangan beberapa batu indah dan mahal, karena terlalu sibuk melayani pembeli. Tanpa disadarinya, karena terlalu asyik melayani pembeli, beberapa batu miliknya tidak ditemukan lagi, Biar sajalah, mungkin mereka suka, begitu kata Rusman mengenai hilangnya beberapa batu miliknya.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindag Riau, Agung P Mandahu ST MT kepada wartawan mengatakan, melihat antusias warga China terhadap beberapa produk UKM Riau ini, maka pihaknya berjanji akan membahas persoalan ini di dinasnya, setelah kembali ke Riau nanti. "Insya Allah, program ini akan kita usulkan ke Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perindag untuk diteruskan," katanya.

Menurut Agung, dari empat hari pameran, hari kedua saja sejumlah komoditas yang dibawa sudah terjual habis. Ini jelas menjadi catatan khusus bagi mereka. Untuk itu, mereka juga melalui beberapa pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau, yang juga ikut dalam rombongan, meminta agar mereka pro aktif menjalin kerjasama dengan sejumlah pengusaha China, tidak saja hanya di Nanning, tapi juga beberapa provinsi dalam wilayah RRT.

Sementara menurut Afriati, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Riau, ajang ini juga akan mereka manfaatkan untuk menjalin kerjasama antara dua provinsi, Guangxi dan Riau. "Nanti saya akan laporkan kepada Kadis Pariwisata, kondisi yang kita lihat dan alami dalam China Expo 2015 ini.

Dijelaskannya, salah satu misi dagang dan pariwisata Riau mewakili Indonesia ke pameran terbesar di Asia ini, memang untuk melihat berbagai peluang. Mereka sudah melihat peluang itu, tinggal menindaklanjutinya. Mereka juga secara resmi mengundang pemerintah Provinsi Guangxi mengunjungi dan menjalin hubungan dagang dengan daerah Riau.(ehm/adv/hmsriau)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER