Kanal

Politikus Gerindra: 'Penolakan' Fahri Hamzah Lukai Pancasila

MANADO - riautribune : Aksi sejumlah warga Manado, Sulawesi Utara, menolak kedatangan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dianggap sebagai bentuk penghinaan kepada negara, dan juga melukai Pancasila.

"Fahri Hamzah ke sana sebagai pejabat tinggi negara yang sah dan diakui undang-undang. Kedatangan saudara Fahri juga dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi sesuai yang diamanatkan rakyat kepadanya," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo, Senin (15/5).

Aksi penolakan kedatangan Fahri Hamzah, kata Edhy, juga mencederai nilai-nilai Pancasila. Selain merusak kedamaian dan kebinekaan, tindakan tersebut juga berpotensi menular ke daerah lain. "Hal itu amat sangat disayangkan," katanya.

Menurut Ketua Fraksi Partai Gerindra di MPR itu, negara memperbolehkan demonstrasi sebagai bentuk berdemokrasi. Namun cara-cara yang dilakukan haruslah sesuai dengan norma berbangsa, tidak melanggar hukum dan tidak menabrak undang-undang yant berlaku, apalagi sampai mengancam kedaulatan berbangsa.

"Mengacung-acungkan senjata tajam dan menerobos lingkungan bandara sangat tidak dibenarkan secara hukum dan tidak mencerminkan demokrasi yang baik," kata dia.

Bandara, kata dia, juga merupakan aset dan simbol ekonomi negara yang memiliki aturan. Tidak dibenarkan bila sekelompok orang bisa dengan mudah memasuki ruangan bahkan hingga kawasan lepas landas (apron) bandara, karena dapat mengganggu aktivitas penerbangan dan ketertiban.

Karena itu, Edhy meminta polisi untuk bertanggung jawab dan mengusut aktor intelektual aksi tersebut. "Buktikan bila negara hadir dan tidak kalah dengan pihak-pihak yang dapat mengancam keutuhan berbangsa," kata dia.

Edhy juga mengimbau masyarakat agar dapat menahan diri dan tidak terprovokasi. "Mari bersama kita menjaga kedaulatan Bangsa dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Bersama kita menjaga Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.

Penolakan Fahri Hamzah terjadi, Sabtu (13/5). Massa menggelar orasi di area parkir bandara Sam Ratulangi. Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey sempat menenangkan massa dan mengalihkan mereka agar unjuk rasa di kantor gubernur. Sebagian besar pengunjuk rasa pun pindah lokasi.

Melalui akun Facebook, Fahri Hamzah mengklarifikasi berita penolakan tersebut.

"Alhamdulillah, saya tidak ditolak. Saya diterima oleh Pak Gubernur, Wagub, Toga (tokoh agama-red) dan Toma (tokoh masyarakat-red) secara baik. ‘Bumi Nyiur Melambai’ adalah bumi saya," tulis Fahri.(cnn)
 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER