Kanal

DPRD Riau Desak Pemerintah Menonaktifkan Kakanwil Kemenkumham Setempat

PEKANBARU - riautribune : Anggota DPRD Riau Kordias Pasaribu mendesak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly segera menonaktifkan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Ferdinand Siagian terkait kaburnya 448 tahanan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Pekanbaru, Jumat (5/5) lalu.

"Kita minta dicopot (Kakanwil)-nya, ini kelalaian fatal, kalau tidak ada efek jera bagi pimpinannya maka akan terulang lagi kasus yang sama. Ini merupakan kasus (pelarian tahanan) terbesar di Indonesia bahkan di dunia," kata Kordias Pasaribu di Pekanbaru, Senin.

Ia menilai, selain pencopotan Kepala Rutan, dan diharapkan menyusul pemecatan Kakanwil Kemenkumham, perbaikan sistem harus dilakukan secara menyeluruh, sebab kasus ini seperti bom waktu mengingat kompleksnya "kebobrokan" di dalam rutan.

Yang lebih memprihatinkan, lanjut dia, akar persoalan tidak hanya sebatas kelebihan kapasitas tahanan di rutan, namun disertai dengan dugaan pungutan liar oleh pegawai rutan, yang membuat kalangan legislator setempat geram dan kesal.

"Tidak hanya persoalan kedisiplinan atau kelebihan kapasitas, namun ada laporan yang masuk dari masyarakat terkait adanya dugaan pungli di dalam sana, tidak ada pembinaan," kata Kordias.

Ia mengaku heran ratusan tahanan yang kabur bisa terjadi dengan begitu mudah padahal ada empat blok yang dilewati dari sel tahanan, sehingga longgarnya pengawasan juga menjadi pemicu.

"Pelariannya sangat simpel, biasanya merusak atap, bogkar tembok atau pagar, ini tidak, jaraknya ada empat pintu dari sel ke pintu utama, mereka bisa begitu mudah melewati," sebutnya.

Sementara, sebelum kasus ini terjadi, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kanwil Kemenkumham Riau untuk melakukan pendataan kapasitas ruangan serta meminta untuk mempertimbangkan agar narapidana narkoba, kejahatan umum, dan kejahatan lainnya dibaurkan.

"Daru dulu permasalan kita selalu over kapasitas, terus solusinya apa. Kita sudah sampaikan ini, minta data-datanya, sampai sekarang untuk ruang rehabilitasi (narkotika) saja kita tidak punya," ujarnya.

Ia mendesak sisa tahanan yang masih buron agar dipublikasikan ke publik sehingga masyarakat dapat waspada dan segera melaporkan jika ada indikasi mencurigakan.

Sebelumnya diberitakan, sekitar 152 orang lagi tahanan dan napi kabur dari Rumah Tahanan Kelas IIB Sialang Bungkuk Kota Pekanbaru belum tertangkap dan masih diburu pihak kepolisian.

"Total tahanan dan napi yang ditangkap dan menyerahkan diri 296 orang dan yang masih di luar 152 orang," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru Kombes Pol Susanto.

Tambahan satu orang tahanan terakhir menyerahkan diri ke Rutan Sialang Bungkuk atas nama Oktarian Saputra Bin Yotmar (22). Yang bersangkutan adalah napi tindak pidana penggelapan yang divonis 2 tahun 6 bulan dan sudah berjalan 10 bulan.

Diketahui pada Jumat (5/5) sebanyak 448 tahanan dan narapidana kabur usai mendobrak pintu rutan sebelah kanan. Kaburnya berawal dari blok C yang dihuni tahanan narkotika dan obat-obatan terlarang serta kriminal umum.(antr)

 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER