Kanal

Menteri Hanif Bentak-bentak Pekerja China

JAKARTA - riautribune : Isu ekspansi tenaga kerja asing (TKA) dari China masih menjadi obrolan hangat. Untuk membuktikan ada tidaknya isu itu, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri melakukan sidak ke perusahaan yang disinyalir dihuni para pekerja China. Sidak berjalan dramatis karena ada adegan Sang Menteri membentak-bentak para kuli dari negeri tirai bambu itu.

Adegan dramatis itu terjadi saat Menaker beserta rombongan melakukan sidak ke PTHuaxing, di Jalan Narogong KM 20, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/12). Diabadikan dalam sebuah video yang diupload Kemenaker di akun Facebooknya, @KemnakerRI.

Awalnya, sang menteri tidak terlihat marah sekalipun di perusahaan peleburan baja itu mempekerjakan sejumlah TKA China. Hingga akhirnya, para pria dari negeri Tirai Bambu itu dikumpulkan di salah satu ruangan.

Mereka semua hendak ditanya identitasnya, dikhawatirkan ada TKA ilegal di pabrik itu. Nah, mulailah pertanyaan Hanif kepada seseorang pria yang mengaku sebagai manajer di perusahaan tersebut.

"Saya bicara sama Anda. Anda siapa?" tegas Hanif. Pria itu tampak kebingungan saat kembali ditanya Hanif soal siapa namanya, jabatannya apa, dan berapa jumlah pekerja di perusahaan tersebut. "Saya Li Chiang, jawab pria tersebut dengan bahasa Indonesia terbata-bata," jawab Li Chiang.

Sejurus kemudian, Hanif pun meminta duduk Li Chiang, "silakan duduk shit down," kata Hanif ramah. Namun pria itu tetap berdiri. Semakin kesal, ketika politisi PKB itu melihat rekan Li Chiang sesama TKA yang sedari awal perbincangan, sibuk berkomunikasi lewat ponselnya.

Merasa omongannya tidak didengarkan, bahkan cenderung dicuekin, Hanif marah. Dia membentak-bentak para TKA China itu untuk segera duduk. "Sit down! Sit down!" bentak Hanif dengan suara yang meninggi kepada pria tersebut.

Tangannya mendorong pria itu agar segera duduk. Terdengar melalui suara video, seorang staf Hanif menjelaskan kepada TKA China itu dengan bahasa Inggris bahwa pria yang memarahinya itu adalah seorang menteri yang harus dihormati.

"I told you sit down! You sit down!" hardik Hanif lagi. Dia juga menyuruh pria WN China yang mengaku manajer perusahaan itu duduk. Setelah para pekerja itu duduk, Hanif menanyakan soal izin kerja. Para TKA China ini tampak kesulitan berbahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris.

Belakangan diketahui, PT Huaxing yang bergerak di bidang peleburan baja ini mempekerjakan 38 TKA asal China yang semuanya legal, yakni mengantongi izin tinggal dan izin kerja. Namun, dari jumlah tersebut, 18 di antaranya terindikasi melanggar izin kerja.

"Mereka yang terindikasi pelanggaran izin kerja dibawa ke tahanan Imigrasi untuk diperiksa oleh pengawas Ketenagakerjaan dan Imigrasi," kata Hanif sebelum meninggalkan lokasi pabrik.

Pelanggaran izin yang dimaksud antara lain bekerja tidak sesuai dengan jabatannya, misalnya teknisi listrik tapi menjadi marketing. Ada juga pelanggaran lokasi kerja seperti izinnya di Tangerang ternyata bekerja di Bogor.

Hanif menegaskan, Indonesia merupakan negara terbuka. Namun siapa pun WN asing yang bekerja harus mengikuti aturan. "Indonesia negara terbuka. Orang asing boleh bekerja. Namun harus sesuai peraturan. Jika melanggar, ada sanksi, bahkan dideportasi," pungkasnya.

Begitu video ini diupload Kemenaker, banyak netizen tertarik untuk melihat. Di akun Facebook @KemnakerRI saja, video itu sudah ditonton 674.013 akun, dan mendapatkan lebih dari 8000 jempol. Komentar netizen pun beragam ihwal ini. Kebanyakan mendukung langkah tegas sang menteri.

"Ga usah dibentak lagi pak..dideportasi aja...wong kebanyakan pekerja kasar bukan profesional.." kata Devi Bunda Octa.

Sementara, Agung Prasetyo berharap agar agar Menteri Hanif tidak diganti dalam kabinet demi melanjutkan tindak tegas TKA China bermasalah. "Doain pak mentri semoga gak kena reshufle." Katanya.

Sementara, Wahyu Kurniawan menyarankan kalau Menteri Hanif tidak perlu capek marah-marah mengurusi hal seperti ini. "Mohon maaf utk setingkat menteri tdk harus ngurus orang kayak gtu..kasi polisi saja langsung tangkap dan pulangkan seperti di Jepang atau malaysia." Sarannya.

Seperti diketahui, isu ekspansi TKA China ke Indonesia semakin marak akhir-akhir ini. Di jagat Twitter misalnya, berkembang isu dan spekulasi bahwa dugaan TKA China yang berada di tanah air berjumlah hingga jutaan.

"Kayaknya janji jokowi ciptakan 10 juta lapangan kerja terbukti. Tuh lihat jutaan tenaga kerja china masuk serbu indonesia," cuit @Mazdhura. Selanjutnya, @AlladinRoss, "Invasi Jutaan Buruh China Ancaman Tenaga Kerja Lokal dan Kedaulatan NKRI," katanya.

Liarnya spekulasi netizen terhadap TKA China ini bukan tanpa sebab. Pasalnya, sejumlah fakta mengungkap adanya TKA China tidak hanya di pabrik-pabrik, tapi sampai ke persawahan di pelosok desa.

Salah satunya, ditemukan TKA China ilegal yang bekerja sebagai petani cabai, di Bogor belum lama ini. Tiak hanya ilegal, bibit cabai yang ditanamnya pun ternyata mengandung bakteri berbahaya terhadap tanaman hingga manusia.

Tidak hanya itu, TKA China juga dikabarkan bersitegang dengan wartawan soal bendera saat melakukan peliputan peresmian smelter di salah satu perusahaan tambang di Pulau Obi, Maluku Utara, (25/11).

Pewarta, meminta bendera China diturunkan karena melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1958 tentang Penggunaan Bendera. Akhirnya, bendera China dengan ukuran lebih besar, dengan tinggi sejajar dengan Merah Putih, akhirnya diturunkan.

Menanggapi ihwal jumlah TKA China, Menteri Hanif kemarin menjelaskan jumlahnya tidak mencapai jutaan. Sesuai catatan Kemenaker, "TKA China di Indonesia berjumlah 21.271 orang. Mereka, tersebar di sektor kontruksi industri, jasa dan pertanian," kata Hanif di kantornya, kemarin.

Hanif mengatakan, jumlah 21.271 TKA asal China bukan jumlah yang sangat besar bagi Indonesia. Dia menegaskan, jumlah TKA asal China memang yang terbesar jumlahnya dibandingkan negara lain, namun hal itu sejalan dengan peningkatan investasi di dalam negeri. "Ini masih dalam tahap rasional," tegas Hanif.

Menteri Hanif meminta, kepada masyarakat agar lebih cerdas dan bijak dalam menerima informasi mengenai TKA di Indonesia. "TKA China ada, TKA ilegal ada, namun faktanya dilebih-lebihkan. Saya minta masyarakat untuk lebih cerdas dan bijak dalam menyikapi arus informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," pungkasnya.(rmol)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER