Kanal

BKP Riau Tampilkan Pangan Lokal Unggulan di GPN 2016 di Pontianak

PEKANBARU - riautribune : Dalam rangka mengangkat dan memperkenalkan potensi pangan lokal serta produk olahannya, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau mengikuti Gelar Pangan Nusantara (GPN) 2016 di Pontianak Kalimantan Barat yang dilaksanakan pada tanggal 4-7 Agustus 2016 lalu.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau,  Ir. Darmansyah mengatakan, acara tersebut dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat, GPN bertujuan mengangkat eksistensi pengembangan pangan lokal sehingga mampu bersaing dengan pangan lainnya secara komersial. BKP Provinsi Riau dalam acara ini mengangkat potensi Sagu yang dimilki Provinsi Riau dengan tema "Sagu Potensi Pangan dan Pangan Kita," sebutnya.

Menurut Darmansyah, Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa Pemerintah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal untuk mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif.

Satu diantara langkah strategis dalam rangka melaksanakan kebijakan ketahanan pangan nasional adalah diselenggarakannya GPN. Kegiatan ini merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat dalam mendukung pembangunan nasional.

Dijelaskan, GPN tahun 2016 mengusung tema "Pangan lokal penggerak ekonomi daerah dan kemandirian pangan" bertujuan untuk mengangkat eksistensi pengembangan pangan lokal agar mampu bersaing dengan pangan lainnya secara komersial dan meningkatkan komitmen pemerintah Pusat maupun Daerah dalam mendukung pengembangan industri pangan lokal.
 
Selain itu, kegiatan ini dimaksudkan juga sebagai wahana untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam upaya menangani permasalahan ketahanan pangan antar pemerintah daerah, swasta dan masyarakat serta sebagai media memperkenalkan produk pangan lokal nasional kepada masyarakat dalam upaya peningkatan konsumsi pangan lokal. Kegiatan ini sangat penting untuk mewujudkan pemantapan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian dan kedaulatan pangan nasional.

*Sagu Potensi Pangan dan Pangan Kita*

Komitmen negara dalam mengembangkan tanaman sagu masih minim. Padahal, potensi sagu dan olahannya sangat besar sebagai alternatif sumber pangan, energi dan bahan baku industri di dalam negeri. Sagu harus ditempatkan sebagai sumber pangan strategis untuk meningkatkan perhatian dan mendorong pengembangannya.

Dia menjelaskan, potensi sagu yang ada di Indonesia sangat banyak, namun pemanfaatannya masih minim. Sagu dan produk turunannya bisa diolah untuk memenuhi ketergantungan Indonesia pada beras dan gula yang dipenuhi dari impor.

Orang awam mengenal sagu sebagai makanan pokok khas Indonesia bagian timur dan sedikit orang yang berminat menjadikannya makanan sehari-hari. "Tapi tahukah jika sagu tidak pernah lepas dari makanan sehari-hari yang kita makan," pungkasnya.

Menurutnya, sagu merupakan makanan yang mengandung gizi tinggi. Sagu sangat baik untuk kesehatan. Kandungan gula dalam sagu, jauh lebih rendah daripada kandungan gula dalam beras.
 
Untuk itu, menurut Darmansyah agar bahan pokok alternatif seperti sagu bisa semakin populer di riau dan mengajak anak-anak sebagai generasi muda untuk mulai mengkonsumsi dan mengenal makanan yang terbuat dari sagu. "Sagu bisa diolah menjadi makanan yang enak-enak, " terangnya.

Darmansyah juga menambahkan kalau "Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI, sangat mendukung penganan sagu sebagai pengganti beras". Menurutnya, dengan adanya konsumsi bahan pokok alternatif seperti halnya sagu akan menekan tingkat konsumsi beras.

"Riau punya sagu. Bahan pokok ini perlu kita dukung untuk ketahanan pangan. Negeri tetangga saja sudah banyak yang mengkonsumsi berbagai makanan dari olahan sagu," ujarnya.

Dia menambahkan, jika Indonesia tidak anti impor dan juga tidak menutup diri untuk melakukan impor dalam kondisi terdesak. Terutama, untuk memenuhi kebutuhan lain yang tidak dimiliki oleh daerah. "Selama daerah-daerah di Indonesia masih memiliki potensi bahan pokok makanan yang bisa digeliatkan, pemerintah akan terus mendukung sektor tersebut dan menghindari impor," paparnya.

"Untuk mempermudah atau meningkatkan akses pangan bagi masyarakat, terutama masyarakat rawan pangan dan gizi, meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat," sambungnya mengakhiri. (Adv)
 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER