Kanal

TUK Inkubator Agribisnis UR Asesi Siswa SMK Pertanian Riau

PEKANBARU-riautribune: Inkubator Fakultas Pertanian Universitas Riau saat ini tengah giat-giatnya menggelar program sertifikasi prioritas.Demikian diungkapkan oleh Deby Kurnia, SP,MSi selaku asesor inkubator yang baru-baru ini menggelar penilaian terhadap siswa-siswi SMK pertanian Provinsi Riau di Marpoyan Damai Pekanbaru.

"Saat ini kami berkesempatan mensertifikasi siswa-siswi kelas 3 SMK pertanian Provinsi Riau. ini adalah bagian dari program, paket prioritas, dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dan uji kompetensi ini gratis, karena sudah disubsidi negara melalui BNSP. Jadi bagi pekerja dibidang pertanian diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti uji kompetensi ini.Sertifikatnya dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional sertifikasi Profesi), Faperta UR sendiri melalui LSP pertanian nasional Malang, TUK inkubator agribisnis UR ini merupakan bagian dari uji kompetensi di tahun ini" ucap Debby kepada wartawan.

Lebih lanjut dijelaskannya, Untuk tahun 2016 ada 400 orang ini, adalah paket yang terakhir. Disebutkannya bahwa satu skema itu ada 20 orang dan Inkubator Faperta UR mendapatkan 20 paket dengan 5 jenis skema, skema yang diambil bidangnya berbeda-beda, ada asisten kebun kelapa sawit (minimal S1 atau semester 7 khusus uji kompetensi ini), budidaya pertanian fasilitator pertanian organik, dan produksi holtikultura (bisa diikuti oleh siswa atau kelas 12), di Riau itu yang diprioritaskan.

"Kembali kami tegaskan, bahwa program ini gratis dari pemerintah tidak dipungut biaya sedikitpun bagi para peserta uji kompetensi ini, bagi peserta yang layak uji ini maka dikeluarkan sertifikatnya, sertifikat yang tidak berlaku hanya untuk nasional saja tetapi juga untuk internasional, karena materi uji ini sudah mengadopsi dari Australia dan negara-negara tetangga.Artinya, sudah ada kesepahaman dengan BNSP dan LSP negara tetangga sehingga materi dapat diterima oleh banyak pihak," ucap Debby.

Dari SMK Pertanian Provinsi Riau, ada 109 asesi yang kita uji termasuk 15 guru SMK."Guru pun kedepannya harus mempunyai minimal satu sertifikat uji, jadi tidak hanya siswa, khusus guru-guru SMK pertanian ini kita arahkan ke asisten kebun kelapa sawit karena minimal sudah S1, jadi mudah - mudahan mereka layak atau berkompeten sehingga bisa kita ajukan sertifikatnya ke BNSP" terang dosen muda Fakultas Pertanian ini.

Disebutkannya,untuk asesor (tim penguji) di riau ada 15 asesor yang berkompetensi yang melalui proses panjang asesor mengikuti pelatihan dan uji kompetensi di kota Malang, tidak hanya kuantitas asesor yang di cari tetapi juga kualitas agar pemberi uji juga berkualitas dan berkompeten.

"Kami berharap peserta yang mengikuti mengikuti uji kompetensi ini, menjadi lebih berkompeten  sesuai standar uji, untuk yang tidak lulus dalam uji kompetensi akan difasilitasi uji kompetensi ulang, sehingga dapat bersaing didunia pekerjaan terutama pertanian," ujar Deby Kurni lagi.

Sementara itu Memory Anne.SP, selaku kepala program studi agribisnis produksi tanaman SMK negeri pertanian terpadu, menuturkan bahwa dirinya, dengan terlaksananya uji kompetensi ini. "Semoga siswa-siswi yang mengikuti uji kompetensi ini dapat menjadi tenaga kerja yang mampu bersaing di bidang pekerjaan pertanian khususnya, dan untuk menghadapi MEA tahun 2017 ini," ucap Memory.(ehm)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER