Kanal

PSIP gelar FGD dengan Balitbang.

PEKANBARU-riautribune : Pusat Studi Industri dan Perkotaan (PSIP) saat ini tengah mendalami potensi obat dan pengobatan tradisional melalui penelitian etnografi etnobotani dalam praktek pengobatan tradisional di suku talang mamak, proses yang saat ini telah memasuki fase Focus Discosion grup, dihadiri oleh sejumlah utusan seperti peneliti obat tradisional di Riau, pemerhati lingkungan dan masyarakat adat. Demikian diungkapkan oleh Nurul Qomar,SPi,MP, Selasa (18/10).

Turut hadir dalam forum ini, Dr.Hilwan Yudha Teruna pakar farmasi yang mendalami pengembangan obat dari tumbuhan-tumbuhan lokal, Haryono Presiden suku laut, Dr. Siti Sofro dari jurusan Sosiologi FISIP UR.

 Dr.Hilwan Yudha dalam tanggapannya persoalan obat tradisional dan pengobatan tradisional menuturkan, beberapa tumbuhan yang ada di hutan liar yang ada di Riau memiliki potensi dalam pengembangan obat-obatan herbal, dan memiliki khasiat. Persoalannya hari ini, menurut Hilwa, perlunya sebuah data base yang menggarahkan kita kepada sebuah pengetahuan tentang khasiat akan tumbuh-tumbuhan tersebut.

  “Menjaga kelestariannya adalah sebuah keniscayaan. Hal kedua, bahwa tumbuhan tersebut juga harus dikaji nilai eknomisnya, sehingga ketika dikembangkan, nilai manfaat dan potensi nya lebih maksimal, sehingga juga mampu mengembangkan potensi ekonomi masyarakat,”Ucap Hilwan.

Dari penelitian melalui wawancara dan turun ke lapangan Hasil wawancara dengan penduduk lokal tercatat tidak kurang dari  puluhan jenis tumbuhan yang dimanfaatkan (Tabel 1.).  Jenis tumbuhan berpotensi obat tersebut bervariasi mulai dari beberapa jenis paku-pakuan serta tumbuhan berbunga yang termasuk dalam 47 suku dan 72 marga. Tumbuhan dikumpulkan dari berbagai tipe ekosistem terutama ekosistem hutan. Beberapa di antaranya dapat dijumpai di sekitar pemukiman, juga jenis tumbuhan pendatang seperti Ageratum conyzoides, Celosia argentea, dan Cassia alata. Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan memakai pengobatan tradisional adalah : luka, cacingan, perut kembung, demam, pusing, sariawan, pinggang, pencuci perut, gigi, digigit serangga, mencret, masuk angin, bisul, sesak nafas, batuk darah, dan lain-lain.

        Tumbuhan yang digunakan untuk mengobati masuk angin yaitu capa (Blumea balsamifera), pucuk daunnya diremas ditambah kapur sirih, kemudian dibalurkan ke perut. Bisa juga menggunakan akar belirit (Polygala paniculata), direbus dan airnya diminum. Amis kambing (Ageratum conyzoides), seluruh bagian tanaman diremas dan dibalurkan ke perut. Kulim (Scorodocarpus borneensis), buahnya digiling ditambah air dan dibalurkan ke perut bayi supaya tidak mudah masuk angin. Untuk menambah stamina laki-laki, masyarakat Talang Mamak di daerah penelitian menggunakan beberapa ramuan yang terdiri dari paku kawat (Pronephrium asperum), kayu kancil (Smilax leucophylla), rambutan pacat (Rinorea anguifera), bambu kuning (Bambusa vulgaris), pasak bumi (Eurycoma longifolia), pakis batu (Bolbitis heteroclita), alang-alang (Imperata cylindrica), ribu-ribu jantan (Anisophylla), kayu dolik (Memecylon excelsum), selasih (Ocimum gratissimum), bunga kuning (Celosia argentea), bunga merah (Celosia argentea). Seluruh bahan dari tumbuhan tersebut masingmasing diambil bagian akarnya dan kemudian direbus dan airnya diminum sehari sekali sebanyak satu gelas. Disamping itu dapat juga memanfaatkan buah muda pinang (Areca catechu) yang diparut dan ditambah garam sedikit kemudian diminum setiap hari Jum’at sampai tiga kali. Syarat lain yang harus dilakukan yaitu membersihkan badan terlebih dahulu dengan cara mandi di air sungai sehari sekali selama tiga hari berturut-turut.(ehm)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER