Kanal

Warman: “Selamat, Karena Adalah Petani-petani Pilihan Bangsa”

PEKANBARU - riautribune : Sebanyak 50 petani asal Kabupaten Kuansing yang diseleksi oleh Asosiasi Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir) resmi mengikuti pelatihan selama 6 hari, dilatih oleh LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) bekerjasama dengan  Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Pusat.

Kepala Dinas Perkebunan Kab Kuansing Ir Warman.MSi, usai membuka acara pelatihan menuturkan bahwa pemkab cukup apresiasi atas program pelatihan dimana LPPM UR yang menjadi penyelenggara, sebagai upaya untuk terus meningkatkan skill petani sawit, dan mutu perkebunan sawit yang harus lebih baik.

"Skill petani yang baik, akan mengantarkan mereka pada kualitas produk kebun yang berkualitas, hasil panen lebih optimal. Dan managemen pengelolaan yang harus baik pula,"Ucap Ir Warman MSi.

Warman dalam pidatonya sedikit menyinggung fenomena perkebunan sawit, hari ini di kabupaten Kuansing  luas kebun sawit rakyat lebih luas dari kebun perusahaan. Ditegaskannya, Ada 65 persen kebun rakyat dengan berbagai  pola seperti PIR contohnya di Singigi hilir,kuantan 1,2 dan 3. Kemudian juga ada pola swadaya berbantuan dan swadaya murni.

"Namun yang selalu kami tekankan adalah peremajaan, yang sosialisasinya dimulai sejak tahun 2013. Dengan momen peremajaan ini, sudah saatnya perkebunan rakyat betul-betul memperhatikan kualitas sawitnya sehingga bisa bersaing dengan produksi perusahaan" kata Warman. Dan data kebun sawit di kabupaten Kuansing hari ini adalah sekitar  279.600 ha sementara yang tercatat di RTRW, seharusnya 244.300 artinya sudah melebihi kuota yang ditetapkan.

Sementara itu Prof Almasdi yang turut menyampaikan pidato pembukaan menuturkan, bahwa pelatihan ini juga bagian dari komitmen pemerintah melalui LPDP untuk mewujudkan kebijakkan Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO).

“ Yakni suatu kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia dan ikut berpartisipasi dalam rangka memenuhi komitmen Presiden Republik Indonesia untuk mengurangi gas rumah kaca.

“Melalui pelatihan, peremajaan kebun kelapa sawit berkelanjutan" petani dari kabupaten  kuansing, sebagai sebuah komitmen pelaksanaan  Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil System  ISPO, bisa diwujudkan, dan dengan dasar inilah nantinya pemerintah RI akan terus menggulirkan dana pembinaannya melalui LPDP.

“Pelatihan petani kelapa sawit ini didegelasikan kepada tiga lembaga pertama Universitas Riau dengan menggelar 15 kelas, Kemudian Institute Teknologi bogor sebanyak 4 kelas, dan Sekolah Tinggi Kelapa Sawit Yogya sebayak 2 kelas. Semoga melalui program ini kita memiliki petani-petani sawit yang handal,”Ucap Prof Almasdi.

Sementara itu ASPEKPIR melalui ketuanya setiono menuturkan, penjaringan peserta pelatihan dilakukan melalui koordinasi dengan KUD-KUD yang tergabung dalam ASPEKPIR.

 “Kita sudah undang, setelah dikomunikasikan maka keluarkanlah nama-nama ini, dimana mereka setuju dan siap untuk mengikuti pelatihan. Ini adalah peluang emas, selain mendapatkan pembinaan dan sertifikat, kedepan petani-petani yang telah mendapatkan pelatihan inilah kedepannya yang akan mendapatkan dana bergulir pembinaan oleh pemerintah melalui BPDP.

Awalnya kami mengusulkan 200 kelas namun yang disetujui hanya 15 kelas, karena mengingat waktu dan keoptimalan waktu yang dimiliki oleh peserta pelatihan,”Ucap Warno.(ehm)
 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER